Showing posts sorted by relevance for query pemberdayaan-cara-untuk-meningkatkan. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query pemberdayaan-cara-untuk-meningkatkan. Sort by date Show all posts

Sunday, May 20, 2012

Manfaat Training Upaya Meningkatkan Kapasitas Pemberdayaan

cara meningkatkan kapasitas dengan manfaat pembinaan Manfaat Pelatihan Upaya Meningkatkan Kapasitas Pemberdayaan
Adakah Manfaat Pelatihan Sebagai Cara Meningkatkan Kapasitas Dalam Pemberdayaan Masyarakat ? Ya, pertanyaan ini sangat krusial mengingat potensi, kualitas dan kapasitas dalam sejumlah kegiatan pendampingan untuk acara pemberdayaan masyarakat.

Sebagai acara yang memakai metode pendampingan di lapangan terhadap segala acara dan kegiatan masyarakat, baik yang bekerjasama pribadi dengan program, maupun sebagai imbas samping acara itu sendiri, pembinaan mempunyai peranan penting, khususnya bagi pelaksana atau pelaku pendampingan dalam hal ini yaitu fasilitator dan unsur-unsur organisasinya, maupun objek yang didampingi, dalam hal ini yaitu masyarakat selaku akseptor manfaat program.

Sebelum kepada bahasan mengenai seberapa besar manfaat pelatihan terhadap pemberdayaan masyarakat, paling tidak kita bisa memahami terlebih dahulu konsep dasar pemberdayaan itu sendiri. Menurut Robinson (1994, seorang pakar ilmu sosial) menyerupai dikutip dari artikel terdahulu (Pemberdayaan : Cara Membuat Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Bentuk Fasilitasi Sosial Dalam Filosofinya), pemberdayaan yaitu sebuah proses pribadi dan sosial, suatu bentuk pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak. Bila mengacu pada konsep ini, pemberdayaan masyarakat sanggup diartikan sebagai suatu proses pengembangan diri pribadi dalam lingkungan sosial, demikian pula dengan lingkungan sosial itu, sehingga individu dan kelompok-kelompok sosial serta ragam interaksi dan dinamika didalamnya yang membentuk sebuah masyarakat dengan karakternya, sanggup mempunyai peningkatan baik dari cara berpikir, cara bertindak, cara berkomunikasi dan berinteraksi, demikian pula potensi yang dimiliki. Dengan demikian terjadi perubahan selama proses itu terjadi.

Dalam konteks PNPM-Mandiri Perkotaan, tujuan umum dari segala bentuk kegiatan pemberdayaan di dalamnya yaitu meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara berdikari (Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, 2009). Tentu saja dalam menuju ke arah tersebut harus melaksanakan dan mempertimbangkan banyak hal, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan. Hal-hal tersebut antara lain kapasitas pelaku pemberdayaan, yaitu fasilitator dan lembaganya, kelompok organisasi masyarakat yang dibuat melalui mekanisme PNPM-Mandiri Perkotaan, dan juga memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat itu sendiri sebagai cerminan dari abjad sosial. 

Indonesia merupakan salah satu negara dengan abjad dan dinamika sosial yang khas. Salah satunya yaitu lantaran sangat dipengaruhi oleh akar budaya dan latar belakang setiap anggota masyarakat di dalamnya. Dalam artikel ini akan diambil lokasi sampel yaitu Kota Bengkulu. PNPM-Mandiri Perkotaan di Bengkulu sudah dimulai semenjak tahun 2006-2007 yang lalu. Sebelum, atau bahkan pada ketika acara PNPM ini berjalan, tidak sedikit acara lain baik dari pemerintah pusat, pemerintah kawasan maupun forum non pemerintah ikut berpartisipasi dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial yang diinginkan. Di sini tidak akan dibahas forum apa saja, orientasi forum dan cara kerja forum tersebut, namun yang niscaya program-program tersebut mempunyai visi yang sama, yaitu bagaimana semoga masyarakat Kota Bengkulu sanggup mandiri, mempunyai potensi dan kemandirian serta bisa sejahtera. Dan secara umum, program-program tersebut gagal dalam tujuannya, meskipun dalam perjalanannya sejumlah metode dan aspek-aspek pemberdayaan ada yang 'tertinggal' di masyarakat.

Fenomena yang terjadi selama berjalannya acara sampai ketika ini, khususnya dalam lingkup PNPM-Mandiri Perkotaan, mengarah kepada dua pertanyaan umum. Benarkah metode dan aspek-aspek pemberdayaan yang telah dilakukan belum juga sanggup meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat kelurahan di Kota Bengkulu, khususnya dalam forum LKM/BKM ? Benarkah kecenderungan ini disebabkan oleh masih lemahnya kapasitas pendampingan dan rendahnya kualitas pendamping/fasilitator ? 

Dalam sejumlah kegiatan diskusi yang dilakukan selama kegiatan Pelatihan Penguatan Fasilitator PNPM-Mandiri Perkotaan beberapa waktu yang lalu, terdapat beberapa hal penting yang menjadi bahasan krusial yang tidak hanya melibatkan kapasitas fasilitator, namun juga melibatkan kapasitas organisasi LKM/BKM  dan kelompok masyarakat yang ada, dan juga peranan pihak lain, dalam hal ini yaitu pihak-pihak peduli, khususnya pemerintah. Kenapa pemerintah ? Kenapa tidak difokuskan pada pihak swasta atau kelompok-kelompok tertentu lainnya ? Karena Pemerintah khususnya Pemda dengan struktur kepemerintahan didalamnya bekerjasama pribadi dengan segala bentuk kegiatan pemberdayaan dan pelaku pemberdayaan, bukan hanya dalam konteks PNPM-Mandiri Perkotaan, tapi seluruh organisasi dan programnya. Pemerintah juga berperan pribadi baik secara kebijakan dan keputusan maupun implementasi di lapangan sesuai dengan kesepakatan yang disepakati. 

Salah satu butir permasalahan yang muncul ke permukaan yaitu berkurangnya rasa kepedulian, kerelawanan dan partisipasi dari masyarakat. Penyebabnya yaitu adanya ego dari sejumlah kalangan masyarakat mengenai keberpihakan dan kemanfaatan program, munculnya perasaan-perasaan sentimentil sebagai penggalan dari ego tersebut, adanya dinamika mengenai paradigma dan orientasi masyarakat mengenai stimulan acara dalam hal ini yaitu dana pertolongan acara (BLM,BLT dan sejenisnya), dan juga sikap dan sifat dari pemimpin daerah, baik scoup luas maupun skala lebih sempit yang intinya merupakan simbol panutan masyarakat itu sendiri. Solusi yang ditawarkan ? Pelatihan. Ya, pembinaan untuk pendamping masyarakat, pembinaan untuk masyarakat, pembinaan untuk birokrat sebagai pengusung kebijakan yang dibuat. 

Kembali pada tema di atas, seberapa besar sih manfaat pembinaan bagi keberlangsungan program, bukan hanya dalam lingkup PNPM, namun seluruh acara ? Tidak bisa dibilang sedikit, namun bahwasanya pelaksanaan acara bukan sebatas pembinaan penguatan, pembinaan kapasitas dan sejenisnya. Cara meningkatkan animo masyarakat dan pemerintah terhadap berjalannya acara juga tidak melulu dengan meletakkan fasilitator dalam posisi sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap stagnannya ekspresi dominan tadi. Pelatihan merupakan bentuk pengisian dan pemulihan peranan, tanggung jawab dan aspek nilai yang terkandung dalam acara kepada pelaku pemberdayaan. Ketika balasannya apa yang didapat dalam pembinaan mengalami kebuntuan dalam pelaksanaannya, maka yang diharapkan yaitu kreatifitas, kesabaran, dan dorongan serta motivasi lain. Waktu yaitu kata kunci paling besar lengan berkuasa dalam segala acara yang ada. Pengelolaan dan administrasi waktu tidak bisa dinafikan begitu saja.

Tidak bisa disangkal, kebuntuan pendampingan ini (saya istilahkan demikian) menyerupai bundar setan. Begitu stimulan tidak bisa dimiliki semua pihak yang berkepentingan (pemanfaat dan pengelola), akan muncul opini yang diikuti sikap pragmatis dan hirau tak acuh, kemudian terjadi pemisahan dan pengelompokan. Ini mengakibatkan melemahnya kekuatan secara kelembagaan dan secara perlahan paradigma turut berubah, di mana pada ketika bersamaan terjadi visualisasi yang belum mengena hati masyarakat oleh forum pemerintah. Melemahnya organisasi akan mengakibatkan berkurangnya spirit kerelawanan, dan perlahan-lahan menjadi redup. Ini tentu akan besar lengan berkuasa pada spirit yang dimiliki fasilitator pendamping. Kelanjutannya ? Progres ikut menjadi stagnan.

Terlepas dari dualisme aspek program, yaitu aspek pemberdayaan dan aspek proyek melalui stimulan yang ada, yaitu sangat baik kalau keduanya bisa berjalan berdampingan. Namun kalau harus mengerjakan salah satu pilihan secara terfokus, akan membutuhkan waktu pula dalam melaksanakan aspek yang satunya. Seperti pepatah sekali menembak dua tiga pulau terlewati, untuk konsep pemberdayaan masyarakat tentunya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit semoga bagaimana cara membuat pemahaman konsep pemberdayaan (dalam PNPM-Mandiri Perkotaan) benar-benar lekat dan menjadi jiwa masyarakat, dan bagaimana cara meningkatkan serta mengasah nilai-nilai kemanusiaan didalamnya yaitu menjadi kiprah bersama, kiprah dan tanggung jawab semua pihak. Kata kunci sikap (behaviour) yaitu kunci dari semua perubahan yang diinginkan, dan ini kembali kepada diri kita masing-masing. 


(opini penulis sebagai review dari rangkaian kegiatan Pelatihan Penguatan Fasilitator PNPM-Mandiri Perkotaan OC-2 Propinsi Bengkulu, 11-18 Juni 2012)

Saturday, July 14, 2012

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Taktik Secara Konseptual

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Secara Konseptual
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Pendampingan Secara Konseptual. Pemberdayaan Masyarakat mempunyai definisi yang bermacam-macam namun mempunyai keterkaitan satu sama lain. Namun yang mempunyai kaitan dekat terhadap taktik pendampingan sosial ialah berdasarkan Ife ((1995:182).

“Providing people with the resources, opportunities, knowledge and skills to increase their capacity to determine their own future, and to participate in and affect the life of their community”.  
(Menyiapkan kepada masyarakat berupa sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi dan menghipnotis kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri).


Salah satu taktik yang tidak umum digunakan dalam proses pemberdayaan masyarakat ialah pendampingan. Menurut Sumodiningrat (2009:106), pendampingan merupakan acara yang diyakini bisa mendorong terjadinya pemberdayaan fakir miskin secara optimal. Perlunya pendampingan dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan pemahaman diantara pihak yang memperlihatkan dukungan dengan target akseptor bantuan. Kesenjangan sanggup disebabkan oleh banyak sekali perbedaan dan keterbatasan kondisi sosial, budaya dan ekonomi. Dalam melaksanakan tugasnya, para pendamping memposisikan dirinya sebagai perencana, pembimbing, pemberi informasi, motivator, penghubung, fasilitator, dan sekaligus evaluator. Kegiatan pemberdayaan sanggup dilakukan melalui pendampingan sosial. terdapat 5 (lima) acara penting yang sanggup dilakukan dalam melaksanakan pendampingan sosial, yaitu:

1. Motivasi
Masyarakat khususnya keluarga miskin perlu didorong untuk membentuk kelompok untuk mempermudah dalam hal pengorganisasian dan melaksanakan acara pengembangan masyarakat. Kemudian memotivasi mereka semoga sanggup terlibat dalam acara pemberdayaan yang nantinya sanggup meningkatkan pendapatan mereka dengan memakai kemampuan dan sumber daya yang mereka miliki.

2. Peningkatan Kesadaran dan training kemampuan
 Membantu masyarakat miskin untuk membuat sumber penghidupan mereka sendiri dan membantu meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka sendiri melalui pendidikan dasar, pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi, sedangkan untuk persoalan keterampilan bisa dikembangkan melalui cara-cara partisipatif. Sementara pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat melalui pengalaman mereka sanggup dikombinasikan dengan pengetahuan yang dari luar.

3. Manajemen diri
Pada tahap awal, pendamping membantu mereka untuk membuatkan sebuah sistem. Kemudian memperlihatkan wewenang kepada mereka untuk melaksanakan dan mengatur sistem tersebut, dimana setiap kelompok harus bisa menentukan atau mempunyai pemimpin yang nantinya sanggup mengatur acara mereka sendiri menyerupai melaksanakan pertemuan-pertemuan atau melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

4. Mobilisasi sumber
Pengembangan sistem penghimpunan, pengalokasian, dan penggunaan sumber-sumber ini perlu dilakukan secara cermat sehingga semua anggota masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan hal ini sanggup menjamin kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan. Ini didasari oleh pandangan bahwa setiap orang mempunyai sumber daya yang sanggup diberikan dan kalau sumber-sumber ini dihimpun, maka nantinya akan sanggup meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara substansial.

5. Pembangunan dan pengembangan jaringan
Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan dengan banyak sekali sistem sosial disekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan membuatkan banyak sekali jalan masuk terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.

Upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat berdasarkan konsep ini ialah dengan meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat khususnya masyarakat miskin. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat ini disebut juga dengan penguatan kapasitas (capacity building), yaitu suatu proses meningkatkan atau merubah teladan sikap individu, organisasi, dan sistem yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. Sehingga masyarakat sanggup memahami dan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki untuk mencapai tujuan pemberdayaan, yaitu kesejahteraan hidup masyarakat.  Jadi, taktik pendampingan sangat efektif dan efisien dalam proses pemberdayaan masyarakat, lantaran dengan adanya pendampingan maka kapasitas masyarakat sanggup dikembangkan atau diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehingga pada karenanya sanggup meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan secara tidak pribadi sanggup membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan. 



(sumber : Erick Azof : Pendampingan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat).

Saturday, January 19, 2013

Manfaat Pemberdayaan Dan Peranannya Dalam Pembangunan

Manfaat Pemberdayaan Meningkatkan Ekonomi Usaha Kecil Masyarakat Manfaat Pemberdayaan dan Peranannya Dalam Pembangunan
Pemberdayaan masyarakat sanggup diartikan sebagai suatu proses membangun insan atau sekelompok orang dengan cara pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan sikap masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat.

Manfaat pemberdayaan dan peranannya dalam pembangunan masyarakat baik di kota maupun di desa remaja ini semakin terasa. Hal ini bisa terlihat melalui sejumlah kegiatan pemberdayaan yang ada di masyarakat ketika ini, dan sinkronisasi di dalamnya merupakan sebuah tatanan yang bisa dianggap paling mendekati dalam konteks pembangunan masyarakat yang memanusiakan manusia.


Kemampuan masyarakat yang sanggup dikembangkan tentunya banyak sekali menyerupai kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi, kemampuan untuk mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.  
Perilaku masyarakat yang perlu diubah tentunya sikap yang merugikan masyarakat atau yang menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat sanggup dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelola kegiatan atau kegiatan yang mereka kembangkan. Disini masyarakat sanggup membentuk panitia kerja, melaksanakan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan kegiatan, dan lain-lain.
Pemberdayaan masyarakat muncul alasannya adanya suatu kondisi Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah mengakibatkan mereka tidak bisa dan tidak tahu. Ketidakmampuan dan ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan produktivitas mereka rendah.
Sikap hidup yang perlu diubah tentunya sikap hidup yang merugikan atau menghambat peningkatan kesejahteraan hidup. Merubah sikap bukan pekerjaan mudah. Mengapa ? alasannya masyarakat sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah melaksanakan hal itu. Untuk itu memerlukan waktu yang cukup usang untuk melaksanakan perubahan sikap.  
Masyarakat mempunyai pemikiran dan pola pikir masing-masing, berbeda tiap orang dan tiap lapisannya. Terkadang secara sadar maupun tidak sadar, masyarakat sering melaksanakan hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri dan juga orang lain, dan ini tentunya harus dipahami oleh para pendamping masyarakat. Oleh alasannya itu perlu diperhatikan secara bijaksana cara-cara penyadaran masyarakat.  Hal ini sanggup dilakukan dengan memperlihatkan banyak warta dengan menggunakan aneka macam media, menyerupai buku-buku bacaan, mengajak untuk melihat tempat lain, menyetel film penerangan, dan masih banya cara lain.
Pada pengorganisasian masyarakat, kuncinya yakni menempatkan masyarakat sebagai pelakunya. Untuk itu masyarakat perlu diajak mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan dan pelestarian. Ini merupakan pemberdayaan masyarakat melalui taktik pendampingan secara konseptual.
Pelibatan masyarakat semenjak awal kegiatan memungkinkan masyarakat mempunyai kesempatan berguru lebih banyak. Pada awal-awal kegiatan mungkin “Pendamping” sebagai pendamping akan lebih banyak memperlihatkan warta atau klarifikasi bahkan memperlihatkan pola langsung. Pada tahap ini masyarakat lebih banyak berguru namun pada tahap-tahap berikutnya “Pendamping” harus mulai memperlihatkan kesempatan kepada masyarakat untuk mencoba melaksanakan sendiri hingga bisa atau bisa. Jika hal ini terjadi maka dikemudian hari pada ketika “Pendamping” meninggalkan masyarakat tersebut, masyarakat sudah bisa untuk melakukannya sendiri atau mandiri. Hal ini sangat bekerjasama antara pemberdayaan masyarakat dan indeks pembangunan manusia.
Prinsip dasar pemberdayaan untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya atau mandiri:
a.   Penyadaran
Untuk sanggup maju atau melaksanakan sesuatu, orang harus dibangunkan dari tidurnya. Demikian masyarakat juga harus dibangunkan dari “tidur” keterbelakangannya, dari kehidupannya sehari-hari yang tidak memikirkan masa depannya. Orang yang pikirannya tertidur merasa tidak mempunyai masalah, alasannya mereka tidak mempunyai aspirasi dan tujuan-tujuan yang harus diperjuangkan.
Penyadaran berarti bahwa masyarakat secara keseluruhan menjadi sadar bahwa mereka mempunyai tujuan-tujuan dan masalah-masalah. Masyarakat yang sadar juga mulai menemukan peluang-peluang dan memanfaatkannya, menemukan sumberdaya-sumberdaya yang ada ditempat itu yang barangkali hingga ketika ini tak pernah dipikirkan orang.
Masyarakat yang sadar menjadi semakin tajam dalam mengetahui apa yang sedang terjadi baik di dalam maupun diluar masyarakatnya. Masyarakat menjadi bisa merumuskan kebutuhan-kebutuhan dan aspirasinya.
b.   Pelatihan
Adakah manfaat pembinaan sebagai cara meningkatkan kapasitas pemberdayaan masyarakat ? Pertanyaan ini sangat krusial alasannya mengingat peranan pendampingan terhadap masyarakat itu sendiri. Pendidikan di sini bukan hanya berguru membaca,menulis dan berhitung, tetapi juga meningkatkan ketrampilan-ketrampilan bertani, kerumahtanggaan, industri dan cara menggunakan pupuk. Juga berguru dari sumber-sumber yang sanggup diperoleh untuk mengetahui bagaimana menggunakan jasa bank, bagaimana membuka rekening dan memperoleh pinjaman. Belajar tidak hanya sanggup dilakukan melalui sekolah, tapi juga melalui  pertemuan-pertemuan informal dan diskusi-diskusi kelompok tempat mereka membicarakan masalah-masalah mereka.
Melalui pendidikan, kesadaran masyarakat akan terus berkembang. Perlu ditekankan bahwa setiap orang dalam masyarakat harus mendapat pendidikan, termasuk orangtua dan kaum wanita. Ide besar yang terkandung dibalik pendidikan kaum miskin yakni bahwa pengetahuan menganggarkan kekuatan.
c.   Pengorganisasian
Agar menjadi besar lengan berkuasa dan sanggup menentukan nasibnya sendiri, suatu masyarakat tidak cukup hanya disadarkan dan dilatih ketrampilan, tapi juga harus diorganisir.
Organisasi berarti bahwa segala hal dikerjakan dengan cara yang teratur, ada pembagian kiprah diantara individu-individu yang akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kiprah masing-masing dan ada kepemimpinan yang tidak hanya terdiri dari beberapa gelintir orang tapi kepemimpinan diberbagai tingkatan.
Tugas-tugas harus dibagikan pada aneka macam kelompok, termasuk kaum muda, kaum wanita, dan orangtua. Pembukuan yang sehat juga sangat penting. Semua orang harus mengetahui penggunaan uang dan berapa sisanya. Pembukuan harus dikontrol secara rutin contohnya setiap bulan untuk menghindari adanya penyelewengan.
d.   Pengembangan kekuatan
Kekuasaan berarti kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Bila dalam suatu masyarakat tidak ada penyadaran, latihan atau organisasi, orang-orangnya akan merasa tak berdaya dan tak berkekuatan. Mereka berkata “kami tidak bisa, kami tidak punya kekuatan”.
e.   Membangun Dinamika
Dinamika masyarakat berarti bahwa masyarakat itu sendiri yang memutuskan dan melaksanakan program-programnya sesuai dengan planning yang sudah digariskan dan diputuskan sendiri. Dalam konteks ini keputusan-keputusan sedapat mungkin harus diambil di dalam masyarakat sendiri, bukan diluar masyarakat tersebut.
Lebih jauh lagi, keputusan-keputusan harus diambil dari dalam masyarakat sendiri. Semakin berkurangnya kontrol dari masyarakat terhadap keputusan-keputusan itu, semakin besarlah ancaman bahwa orang-orang tidak mengetahui keputusan-keputusan tersebut atau bahkan keputusan-keputusan itu keliru. Hal prinsip bahwa keputusan harus diambil sedekat mungkin dengan tempat pelaksanaan atau sasaran.
Secara garis besar pendamping masyarakat mempunyai 3 kiprah yaitu: pembimbing, enabler, dan ahli.
Sebagai pembimbing, pendamping mempunyai kiprah utama yaitu membantu masyarakat untuk memutuskan/menetapkan tindakan. Disini pendamping perlu memperlihatkan banyak warta kepada masyarakat, biar masyarakat mempunyai pengetahuan yang memadai untuk sanggup menentukan dan memutuskan tindakan yang sanggup menuntaskan problem mereka.
Sebagai enabler, dengan kemampuan fasilitasinya pendamping mendorong masyarakat untuk mengenali problem atau kebutuhannya berikut potensinya. Mendorong masyarakat untuk mengenali kondisinya, menjadi begitu penting alasannya hal ini yakni langkah awal untuk memulai kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan masyarakat. Ketrampilan fasilitasi dan komunikasi sangat diperlukan untuk menjalankan kiprah ini.
Sebagai ahli, pendamping dengan ketrampilan khusus yang diperoleh dari lingkup pendidikannya atau dari pengalamannya sanggup memperlihatkan keterangan-keterangan teknis yang diperlukan oleh masyarakat ketika mereka melaksanakan kegiatannya.
Keterangan-keterangan yang diberikan oleh pendamping bukan bersifat mendikte masyarakat melainkan berupa penyampaian fakta-fakta saja. Biarkan masyarakat yang memutuskan tindakan yang akan diambil. Untuk itu pendamping perlu memperlihatkan banyak fakta atau contoh-contoh biar masyarakat lebih gampang untuk mengambil sikap atau keputusan dengan benar.
Pendamping dalam ruang lingkup pemberdayaan  masyarakat perlu menyadari, bahwa kiprah utamanya melaksanakan pembelajaran kepada masyarakat.
Berdasarkan kiprah pendamping sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka sanggup diidentifikasi persyaratan pendamping yakni sebagai berikut :
Mampu membangun kepercayaan bersama masyarakat.
  1. Mampu mengenali potensi masyarakat
  2. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat.
  3. Profesional dalam pendekatan kepada masy.
  4. Memahami kondisi masyarakat.
  5. Punya ketrampilan dasar untuk peningkatan kesejahteraan masy.
  6. Mengetahui keterbatasan diri sehingga tahu :
  • Kapan meminta nasehat
  • Dimana mendapat nasehat tenaga ahli
  • Siapa yang harus didekati
  • Ruang lingkup kiprah dari aneka macam dinas
  • Sumber-sumber pertolongan tambahan.

(referensi : Pemerintah Kabupaten Grobogan : Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Desa)

Tuesday, May 29, 2012

Meningkatkan Kerelawanan Dengan Mendorong Inisiatif Dan Kreatifitas

 dalam pelaksanaan agenda pemberdayaan masyarakat Meningkatkan Kerelawanan Dengan Mendorong Inisiatif dan Kreatifitas
Kerelawanan merupakan salah satu kata kunci dalam pelaksanaan agenda pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini yaitu PNPM-Mandiri Perkotaan. Hal inilah yang menjadi faktor penentu keberlangsungan program, mulai dari awal sampai final berjalannya program.


Dengan kata lain, di tengah dualisme aspek agenda yaitu aspek proyek maupun aspek pemberdayaan dengan aneka macam stimulan di dalamnya, kerelawanan merupakan ujung tombak pemberdayaan itu sendiri, dan rasanya akan sangat berat kalau faktor kerelawanan ini dipinggirkan begitu saja dalam segala jenis aktivitas kemasyarakatan.

Pada artikel ini tidak akan dibahas dengan detil mengenai contoh-contoh kerelawanan tersebut, lantaran lebih kepada perihal dan ajuan solusi alternatif. Pada artikel sebelumnya yaitu Pemberdayaan : Adakah Manfaat Pelatihan Sebagai Cara Meningkatkan Kapasitas Dalam Pemberdayaan Masyarakat telah disebutkan bahwa salah satu butir hambatan atau sebut saja stagnannya peranan dan semangat pemberdayaan dalam lingkup PNPM-Mandiri Perkotaan yaitu adanya kemunduran dalam hal kerelawanan. Dari hasil sejumlah diskusi dalam Pelatihan Penguatan Fasilitator OC-2 Propinsi Bengkulu, kemunduran atau berkurangnya semangat kerelawanan ini sanggup saja disebabkan aneka macam faktor, yang saya sebut menyerupai bulat setan, meskipun tidak semua masyarakat atau pelaku agenda kehilangan jiwa kerelawanan atau kepeduliannya, yang kemungkinan lantaran belum atau tidak terdeteksi sama sekali lantaran tidak pernah eksis ke permukaan, atau lantaran belum atau tidak tersosialisasi sama sekali kepada mereka, dimana tugas ini pada konsepnya yaitu tugas milik LKM/BKM bahu-membahu dengan aparatur kelurahan sebagai 'tuan rumah' masyarakat yang dimaksud.

Nah, mungkinkah ada yang salah dari ketidaktahuan, ketidakpahaman, ketidakeksisan itu dalam hubungannya dengan peranan kerelawanan ? Bisa jadi ya, sanggup jadi tidak. Namun pada dasarnya, hal tersebut mungkin sanggup menjadi indikator bahwa untuk mencari dan menemukan relawan, serta menemukenali ulang kerelawanan menurut aspek kondisi sosial dan dinamikanya, yaitu sebuah pekerjaan yang berat kalau tidak meletakkan keterlibatan kelompok-kelompok peduli didalamnya, dalam hal ini yaitu LKM/BKM, abdnegara kelurahan, tokoh masyarakat dan kelompok-kelompok masyarkat dalam porsi dan prioritas yang besar. Apalagi kalau tidak menyertakan komitmen, konsistensi, dan tanggung jawab yang proporsional sesuai dengan peranannya masing-masing. 

Sekedar mereview beberapa aktivitas yang dilakukan oleh TIM 03 Korkot Bengkulu yang biasanya dilakukan dengan pendekatan konvensional, yaitu pendekatan dengan komunikasi kekeluargaan, kekerabatan dan pertemanan, ternyata cara untuk meningkatkan kembali semangat kerelawanan itu sanggup dilakukan kalau ditambah bumbu penemuan dan kreatifitas, dengan cara mendorong masyarakat dalam hal ini yaitu LKM/BKM untuk berani tampil dalam aneka macam kegiatan, baik itu aktivitas 'kecil-kecilan' menyerupai pelatihan-pelatihan internal atau kelembagaan, diskusi-diskusi formal dan sejenisnya, maupun aktivitas skala regional atau nasional. Tim 03 sendiri pada final tahun 2011 setuju mencanangkan tahun 2012 sebagai Tahun Terobosan Inovasi dan Kreativitas LKM/BKM (pencanangannya sih sebatas tim saja, namun sosialisasi dan aplikasi teknis di lapangan sarat dengan dorongan kreatif, dan secara implisit mendapat respon serius dari sejumlah LKM/BKM di wilayah TIM 03 sendiri meskipun tidak digembor-gemborkan secara 'wah'). 
Terobosan ini bahwasanya sangat sederhana, dimulai dari rapat keikutsertaan dalam event Pameran Seni dan Budaya Tabot Expo bulan November tahun 2011 lalu. Keberminatan dan ketertarikan itu sudah terlihat semenjak Tim 03 menelurkan wangsit itu, dan secara impulsif LKM/BKM menangkap warta itu secara positif dan pribadi membentuk kepanitiaan. Keikutsertaan dan partisipasi di Tabot Expo itulah yang memunculkan ide-ide gres lainnya mengenai eksistensi masyarakat melalui LKM/BKM untuk mau tampil lebih berani, lebih inspiratif, lebih kreatif untuk even-event selanjutnya. 
Melalui sejumlah aktivitas yang sudah dilaksanakan berkaitan dengan partisipasi dan ekspresi dominan LKM/BKM serta masyrakat kelurahan dalam hal kerelawanan (Tabot Expo 2011, Pelatihan Fix Cost BKM-Relawan-Aparat Pemerintah di Wisma Loren, Rakor BKM 9 Kelurahan Dampingan Tim 03, Bengkulu Expo 2012, Arisan Bulanan dan Rakor Progres  9 BKM Dampingan), Tim 03  menangkap beberapa gejala, yaitu :
  • Cara meningkatkan animo dan semangat partisipasi dari LKM/BKM sanggup dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang komunikatif dan sarat dorongan kreatif dan inovatif yang sanggup membuat  LKM/BKM dan masyarakat kelurahan bukan hanya sebagai objek, tapi juga subjek.
  • Bahwa bahwasanya penanggulangan kemiskinan ternyata tidak sanggup diselesaikan hanya dengan produk-produk infrastruktur semata, namun juga kesempatan untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan-kegiatan ekonomi produktif dan usaha kecil yang berimbang dan merata, serta kesempatan untuk sanggup mendapatkan perlakuan dan penghargaan yang layak sehubungan dengan karya mereka, meskipun sangat sederhana.
  • LKM/BKM dan masyarakat kelurahan tidak hanya membutuhkan dana bantuan, tapi juga dukungan moril, akomodasi usaha, pengemasan dan pemasaran produk yang sanggup mendorong peningkatan status sosial dan status ekonomi mereka. Sebagai contoh, pada even Tabot Expo 2011 dan Bengkulu Expo 2012, produk cemilan Peyek Pekan Sabtu dan strategi bisnis yang sanggup mengcover perjuangan kecil mereka untuk berani tampil.
  • LKM/BKM dan masyarakat kelurahan sanggup menjadi satu potensi dan kesatuan yang kuat, kalau metode pendekatan, penempatan posisi tawar, keterlibatan mereka secara aktif dan tujuan serta manfaat yang ditawarkan memang mengena pada kebutuhan masyarakat yang secara bersamaan juga sanggup memenuhi keinginan-keinginan di dalamnya. Dengan kata lain, menempatkan mereka sebagai orang yang mempunyai peranan dan tanggung jawab terhadap eksistensi orang lain sanggup mengakibatkan mereka mempunyai keterbebanan untuk melaksanakan yang terbaik. 
  • Bagaimana dengan point of interest dari masyarakat skeptis ? Kalo itu mah, gak usah repot mikirin, toh mereka juga belum tentu mau repot-repot mikirin sekelilingnya, tul gak ? Namun, yang pasti, dikala momen-momen keterlibatan pelaku aktif dan (yang) masih mempunyai semangat kerelawanan berhasil dilewati dengan baik dan mempunyai hasil yang positif, pada akibatnya kelompok masyarakat skeptis akan sanggup mendapatkan kondisi dan segera menyadari, bahwa ini semua tergantung dari sikap masing-masing orang. 

Kadang kala, banyak orang hanya sanggup menuntut namun belum tentu sanggup memberikan. Dan kadang-kadang pula sejumlah orang selalu menempatkan dirinya sebagai orang yang paling pantas untuk mendapatkan perhatian yang lebih tanpa mau memperhatikan orang lain yang sanggup jadi lebih pantas untuk menerimanya. Kadang kala banyak orang hanya mencibir dikala orang lain melaksanakan hal-hal kecil dan sederhana, namun kadang-kadang pula sejumlah orang dipaksa harus mendapatkan kenyataan bahwa bahwa mereka yaitu orang-orang yang justru pantas dikasihani lantaran tidak melaksanakan apa-apa selain mencibir.  Semoga review dan perihal ini sanggup menjadi ajuan solusi cara meningkatkan kerelawanan di wilayah dampingan, sederhana namun inspiratif.


Thursday, January 3, 2013

Usaha Kopi Herbal Dan Cara Meningkatkan Keuntungan

Cara Meningkatkan Keuntungan Usaha Kopi Herbal Usaha Kopi Herbal Dan Cara Meningkatkan Keuntungan
Usaha Kopi Herbal Dan Cara Meningkatkan Keuntungan. Kopi Herbal Memiliki Peluang Usaha Yang Menjanjikan Keuntungan, setidaknya bagi para wirausahawan yang mempunyai kecakapan untuk menangkap segala jenis komoditi sebagai prospek bisnis.


Kopi sampai dikala ini merupakan minuman tradisional yang sangat digemari di seluruh penjuru dunia. MEDIA INFO kali ini akan membahas mengenai peluang perjuangan kopi herbal dan cara meningkatkan keuntungan.

Jenis minuman ini merupakan hidangan di segala jenis waktu dan aktivitas. Sebenarnya di masa lampau belum ada alasan ilmiah dan niscaya mengapa kopi sangat digemari. Kebanyakan beropini bahwa kopi merupakan minuman penghangat, teman setia dalam bekerja, juga merupakan simbol pergaulan (selain rokok tentunya). Namun belakangan sesudah melalui penelitian, kopi menjadi rekomendasi minuman banyak kalangan alasannya terdapat sejumlah kandungan yang berfungsi untuk tubuh, meskipun di sisi lain terdapat efek samping yang sanggup jadi merugikan kesehatan. 



Nah, kopi dikala ini tidak lagi hanya disajikan dalam bentuk larutan kopi murni dengan gula. Di sejumlah kafe, restoran, warung atau kedai, kopi ditawarkan dengan banyak sekali macam sajian, mulai dari kopi dengan kombinasi susu, adonan latte, ada juga dengan coklat. Yang paling gres yakni berupa herbal, yaitu kopi dengan adonan ramuan-ramuan tradisional ibarat jahe atau lain-lainnya. Bagi mereka yang mulai mengerti bagaimana referensi hidup sehat, kopi herbal menjadi salah satu menu minuman favorit. 

Memang, dengan adanya kombinasi terbaru dalam wujud kopi herbal, para penggemar kopi dihadapkan dengan pilihan apakah tetap mengkonsumsi kopi murni yang mengandung kafein, atau mulai membiasakan diri dengan kopi herbal. Pada kenyataannya, kopi murni tradisional memang mempunyai ciri khas tersendiri, alasannya terkesan elegan dan jantan. Tapi tidak berarti kopi herbal tidak mempunyai kesan-kesan itu, apalagi kopi herbal lebih menyehatkan dan sangat berfungsi dalam banyak hal untuk metabolisme tubuh.Kopi herbal yakni kopi yang dicampur dengan ramuan rempah-rempah dan tumbuhan atau flora herbal. Manfaat dari kopi herbal yaitu menunjukkan rasa hangat bagi tubuh, mengurangi dan menghilangkan masuk angin, melancarkan peredaran darah, menambah stamina, mengatasi nyeri dan pegal linu, dan melancarkan pernapasan. 

Beberapa jenis herbal yang ada dalam kopi herbal antara lain yaitu :

Ginseng (panax)
Ginseng merupakan tumbuhan obat yang sudah dipakai oleh masyarakat Cina dan Korea selama ratusan tahun, alasannya mempunyai khasiat dalam menambah stamina, melancarkan peredaran darah, mengurangi diabetes, menambah sistem imun, dan mengurangi lelah, dan membantu sistem pencernaan melalui polisakarida yang terdapat di umbinya.

Taurine
Taurine yakni sejenis asam organik yang berfungsi sebagai nutrisi untuk otak.

Jahe (Zingiber officinale)
Di Indonesia jahe merupakan rempah-rempah yang biasa dipakai sebagai racikan dan bumbu makanan. Selain sebagai makanan, jahe juga dihidangkan dalam bentuk wedang jahe, bandrek, jamu. Tumbuhan yang satu ini tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga hampir seluruh dunia, alasannya khasiatnya dalam menghangatkan tubuh, melancarkan sistemp penecernaan, dan juga untuk perempuan yang sedang hamil serta banyak lagi manfaat yang lain.

Kapulaga (Amomum cardamomum)
Tumbuhan ini banyak dipakai sebagai materi dasar pembuatan obat dalam dunia farmasi. Kapulaga mempunyai banyak khasiat diantaranya mengatasi kedaluwarsa mulut, perut kembung atau mual-mual, perut kejang, sakit perut, dan bahkan juga bermanfaat mengurangi pengeroposan tulang.

Jintan Hitam / Habatussauda (Nigela sativa)
Jintan hitam mempunyai khasiat dalam meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, membangun sistem kekebalan badan dan meningkatkan proses pemulihan sesudah sakit. 

Semua materi kopi herbal sanggup ditemukan di seluruh wilayah di Indonesia. Oleh alasannya itu, selain sebagai konsumsi, kopi herbal juga mempunyai peluang perjuangan dan potensi bisnis. Namun peluang perjuangan dan potensi bisnis kopi herbal ini bila tidak disertai dengan memperbanyak referensi dan pelatihan-pelatihan wirusaha, mulai dari peracikan komposisi bahan, proses pencampuran serta pengemasan, kopi herbal tidak akan mempunyai prospek yang cerah, apalagi kopi merupakan minuman populer di seluruh dunia.

Tentu saja dalam implementasinya harus dipahami pula analisa biaya untuk bisnis kopi herbal, mulai dari modal materi baku atau komoditi, proses pengelolaan pengemasan sampai pemasarannya. Dengan analisis pasar yang tepat, potensi laba sanggup jadi sangat besar bahkan akan membantu membuka lapangan pekerjaan gres dalam sektor industri kreatif. Selain itu, untuk proses pemasaran sanggup pula dilakukan secara online melalui internet atau lebih dikenal dengan pemasaran online dan penjualan online. Hal ini merupakan bentuk dari pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup terutama peningkatan penghasilan dan kesejahteraan. Semoga saja peningkatan perjuangan ini sanggup menjadi dasar pertimbangan banyak pihak untuk gotong royong memanfaatkan sumber daya alam Indonesia untuk tujuan positif, bukan lagi dijadikan komoditi politik.


terinspirasi dari anneahhira.com

Friday, August 31, 2012

Meningkatkan Perjuangan Kecil Kelurahan Dusun Besar Melalui Ppmk

Cara Meningkatkan Usaha Kecil Di Kelurahan Dusun Meningkatkan Usaha Kecil Kelurahan Dusun  Besar Melalui PPMK
Cara Meningkatkan Usaha Kecil Di Kelurahan Dusun  Besar Melalui PPMK merupakan angin segar bagi pelaku perjuangan rumahan. Adanya kegiatan ini menjadi kabar baik dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan khususnya masyakat kurang mampu, berpenghasilan rendah dan tidak mempunyai modal namun berpotensi.



Dengan demikian, opini masyarakat bahwa PNPM lebih identik dengan infrastruktur sanggup berubah, alasannya yaitu dana yang akan dicairkan dalam kegiatan ini sepenuhnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan ekonomi dan peningkatan perjuangan produktif.


BKM Danau Indah Kelurahan Dusun Besar merupakan salah satu dari 15 Kelurahan di Propinsi Bengkulu peserta dana kegiatan PPMK tahun 2012. Sebagai informasi, terdapat 596 Kelurahan di Indonesia yang akan menerima dana ini, 499 diantaranya akan direalisasikan tahun 2012 dan selebihnya tahun 2013. 15 Kelurahan di Bengkulu tersebar di 3 Kabupaten/Kota. Untuk wilayah dampingan Tim3 terdapat 3 Kelurahan yang menjadi peserta manfaat program, yaitu BKM Danau Indah Dusun Besar, BKM Gedang Bersatu Kelurahan Jalan Gedang, dan BKM Panorama Bersama Kelurahan Panorama. BKM yang disebut terakhir merupakan BKM yang akan mendapatkan manfaat pada tahun 2013.  Masing-masing BKM akan menerima stimulan dana sebesar Rp 100 juta dan akan dibagikan ke KSM-KSM yang telah memenuhi syarat verifikasi. 

Cara meningkatkan perjuangan kecil di Kelurahan Dusun Besar melalui PPMK ini seolah menjadi kabar baik, alasannya yaitu dikala ini di wilayah ini terdapat banyak jenis perjuangan kecil yang produktif dan sebelumnya telah menjadi peserta manfaat kegiatan PNPM melalui kegiatan Ekonomi Bergulir baik dengan dana APBN maupun tempat (DDUB-APBD), dan sebelumnya telah bergabung dalam sejumlah KSM pemanfaat. Oleh alasannya yaitu itu, menurut aliran PPMK, bahwa KSM yang dibuat yaitu KSM aneka usaha, perjuangan sejenis maupn perjuangan bersama (KUBE), maka para pelaku perjuangan kecil tersebut bergabung membentuk kelompok yang dimaksud oleh pedoman, sehingga dikala ini telah terdapat 5 KSM calon peserta PPMK, terdiri dari 2 KSM KUBE, 2 KSM perjuangan sejenis dan 1 KSM aneka usaha. Meskipun begitu, proses verifikasi tetap akan dijalankan, terutama menyangkut perangkat database mereka sebagai warga PS2 (warga miskin) yang tercantum dalam PJM Pronangkis. 

Cara Meningkatkan Usaha Kecil Di Kelurahan Dusun Meningkatkan Usaha Kecil Kelurahan Dusun  Besar Melalui PPMK
Bpk. Dediyanto, Korkot Kota, mengharapkan kolaborasi yang efektif di badan BKM

"Usaha kecil melalui dorongan PPMK ini diharapkan menjadi pemicu optimisme warga miskin bahwa mereka layak memperoleh kesejahteraan ekonomi menyerupai warga lainnya. Oleh alasannya yaitu itu sangat diharapkan kolaborasi yang baik antara BKM, UPK-Dewan Pengawas dan Fasilitator untuk memfasilitasi bahwa KSM yang dimaksud di buku aliran PPMK memang telah melalui verifikasi yang baik sehingga tidak salah sasaran. PPMK kali ini ditujukan kepada anggota KSM yang sedang menjalankan perjuangan yang dimaksud sehingga indikator tingkat pengembalian menjadi prasyarat kegiatan sejenis akan diterapkan secara merata oleh lembaga-lembaga lain sebagai wujud kemitraan, dan memang itu yang kita harapkan," demikian disampaikan oleh Bapak Dediyanto,SPt., Koordinator Kota PNPM-Mandiri Perkotaan pada kegiatan sosialisasi PPMK dan Tinjauan Partisipatif di Kelurahan Dusun Besar. 

Salah satu pertimbangan fundamental prospek PPMK ini yaitu pemberdayaan perjuangan kecil dan industri kreatif sanggup menyerap lebih banyak tenaga kerja. Artinya, keberadaan PPMK diharapkan sanggup menjadi perangsang munculnya KSM-KSM lain, alasannya yaitu dengan adanya KSM-KSM yang lebih banyak mencerminkan bahwa kegiatan ini benar-benar bermanfaat terhadap perjuangan produktif.

Cara Meningkatkan Usaha Kecil Di Kelurahan Dusun Meningkatkan Usaha Kecil Kelurahan Dusun  Besar Melalui PPMK
Bpk. Budiarto, UPK Danau Indah, diharapkan monitoring dan taktik yang efektif terhadap KSM


 Bapak Budiarto, UPK BKM Danau Indah Kelurahan Dusun Besar menyambut baik kegiatan ini. Ini menjadi momentum bagi dunia perjuangan kecil, dan tentunya membutuhkan pendampingan KSM yang efektif sehingga kegiatan ini sempurna sasaran. "Cara untuk membangun masyarkat cerdas, terutama dalam kegiatan PPMK ini, tidak terlepas dari taktik pendekatan dan monitoring yang dilakukan sehingga KSM-KSM benar-benar bertanggung jawab terhadap usahanya," demikian dipaparkan oleh beliau. Dalam pelaksanaannya kelak, kemungkinan dalam dana bergulir akan diterapkan berbeda pada masing-masing KSM tergantung pada kemampuan setiap anggota KSM, tentunya sehabis melaksanakan analisis yang mendekati terhadap potensi usahanya.

Cara Meningkatkan Usaha Kecil Di Kelurahan Dusun Meningkatkan Usaha Kecil Kelurahan Dusun  Besar Melalui PPMK
Keripik Pisang Cokelat, Makanan Cemilan Khas Terlaris Bengkulu Expo 2012, menjadi sajian dikala sosialisasi

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, para seruan disuguhi dengan kudapan hasil olahan rumah tangga yang dikelola oleh salah seorang calon peserta PPMK dari KSM perjuangan sejenis, yaitu keripik pisang coklat (silahkan baca Artikel Usaha : Keripik Pisang Coklat, Makanan Ringan Terlaris Bengkulu Expo 2012) cemilan lainnya. Salah satu cara meningkatkan perjuangan kecil supaya mempunyai nilai lebih menguntungkan yaitu dengan menyediakan makanan-makanan cemilan khas pada dikala acara-acara pertemuan lintas lembaga, sehingga produk perjuangan kecil tersebut lebih dikenal dan mempunyai nilai tersendiri.

Monday, July 23, 2012

Cara Untuk Membangun Perjuangan Kecil Yang Tangguh Dan Kreatif

Cara Untuk Membangun Usaha Kecil Yang Tangguh Dan Kreatif Cara Untuk Membangun Usaha Kecil Yang Tangguh Dan Kreatif

Cara Untuk Membangun Usaha Kecil Yang Tangguh Dan Kreatif. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia sudah selayaknya dilakukan dengan melaksanakan pemberdayaan dan peningkatan kualitas.


Jika selama ini suntikan modal yang dilakukan oleh pemerintah untuk berbagi UKM sudah dilakukan, namun lebih penting lagi yakni memperlihatkan pembelajaran biar UKM dapat tangguh bersaing dan mempunyai kreatifitas dalam membangun usaha. Dua hal tersebut lebih dapat memperlihatkan jaminan UKM Indonesia dapat lebih maju.


Media online merupakan salah satu alternatif pemasaran produk UKM yang mempunyai efek yang besar namun memerlukan budged yang rendah. Karena itu pemanfaatan media online bagi UKM sangat sesuai
.
Acara bertajuk Festival UKM Nasional: Menuju UKM yang Tangguh dan Kreatif” pada tanggal 31 Maret 2012 di Convention Hall, SMESCO Tower, Jakarta, merupakan upaya beberapa kalangan untuk memperlihatkan pembekalan bagi UKM biar mempunyai daya saing di tingkat lokal maupun Global.


Program “Bisnis Lokal Go Online” ini merupakan inisiatif sebuah inisiatif dari GOOGLE bekerja sama dengan Kementerian Koordinasi Perekonomian, Kementerian Industri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kamar Dagang dan Industri (KADIN), serta Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Bakrie Connectivity, Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (APTIKOM), Melsa dan Multiply.com sebagai kawan program.

Acaranya sendiri didesain sebagai seminar, workshop untuk site-builder dari Google, serta ekspo case study pelaku UKM yang sukses di dunia online.

Acara yang diselenggarakan secara gratis ini tersedia untuk anda pelaku UKM, terutama yang ingin mempelajari banyak hal untuk meningkatkan bisnisnya. Dalam aktivitas tersebut akan diisi dengan kegiatan :
  • Belajar Low Budget, High Impact Marketing Langsung Dengan Hermawan Kartajaya.
  • Belajar Goblok Bersama Bob Sadino
  • Belajar Menjadi UKM Yang Super Langsung Dengan Mario Teguh.
  • Gratis Bawa Pulang Website dan Domain premium CO.ID atau WEB.ID Untuk Anda mulai perjuangan di dunia Online.
  • Tips dan training yang berkelanjutan

Saturday, January 26, 2013

Warga Miskin Dan Potensi Tidak Sempurna Target Dana Bantuan

Warga Miskin dan Potensi Tidak Tepat Sasaran Dana Bantuan. Warga miskin dan kemiskinan masih merupakan fenomena sosial di Indonesia dan seharusnya menjadi prioritas utama penanganan persoalan di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai media info statistik pemerintah mencatat puluhan juta penduduk Indonesia masih tergolong miskin. Jumlahnya mencapai 29,89 juta jiwa per September 2011 atau setara 12,36 persen dari total penduduk Indonesia (release data per Januari 2012).Rinciannya, jumlah penduduk sangat miskin pada periode itu sebanyak 10,09 juta jiwa atau 4,17 persen. Sedangkan penduduk miskin 19,79 juta jiwa, atau 8,19 persen dari total jumlah penduduk. Data BPS juga menyebutkan jumlah penduduk hampir miskin mencapai 27,82 juta jiwa atau 11,5 persen.

Meski relatif turun dibanding Maret 2011 sekitar 30,02 juta jiwa, pemerintah tampaknya tak cukup puas dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Dana sekitar Rp99 triliun untuk aktivitas itupun pun digelontorkan selama 2012. Dana itu berasal dari campuran Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta swasta.Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, beberapa waktu yang kemudian pernah mengatakan, program perlindungan sosial pengentasan kemiskinan itu terdiri atas beberapa kluster. 

Pertama, yakni Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sampai Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dananya sekitar Rp69 triliun.
Kedua, yakni yang terkait Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.  
Ketiga, yakni aktivitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan dana yang ditargetkan sekitar Rp30 triliun. Tahun lalu, KUR ditargetkan Rp11 triliun, namun realisasinya mencapai Rp26 triliun.
Keempat, yakni kluster yang berkaitan dengan aktivitas intervensi berkaitan dengan penyediaan listrik murah dan air untuk nelayan serta masyarakat miskin kota.

Potensi Tidak Tepat Sasaran Bantuan
Puluhan triliun dana telah disiapkan, lantaran berdasarkan BPS kemiskinan di Indonesia telah mencapai tahap kronis dan sulit dihilangkan. Namun, pada pelaksanaannya, BPS menyatakan masih banyak hambatan untuk mengentaskan kemiskinan di Tanah Air. Rendahnya kapasitas penduduk dan tidak meratanya aktivitas pemberian pemerintah menjadi kendala.Salah satu faktor penghambat yakni banyaknya penduduk sangat miskin yang tinggal di tempat terpencil. Faktor lain yakni keterbatasan kapasitas individu.Sebagai contoh, warga miskin yang kurang mempunyai kapasitas, tinggal di tempat terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah mengakibatkan pada ketika pembagian beras rakyat miskin kadang tidak kebagian. Hal ini menimbulkan perkiraan penurunan satu persen tiap tahun menjadi berat. 

BPS menyatakan bahwa aktivitas pemberian pemerintah di tempat kerap tidak sempurna sasaran meskipun telah mempunyai data penduduk sangat miskin tersebut. Program pemberian yang paling sempurna untuk penduduk miskin kronis itu yakni pemberian materi makanan pokok. Bantuan berupa Kredit Usaha Rakyat dan infrastruktur pertanian tidak terlalu banyak berpengaruh. Menurut BPS, konsep pemberdayaan masyarakat kurang sempurna jikalau diterapkan bagi mereka. Sebagai contoh, bila diberikan traktor, KUR, mereka tidak akan mampu. Mereka mungkin tidak akan bisa membuatkan usahanya, lantaran kapasitasnya rendah. Pengentasan kemiskinan yang mencapai 0,13 persen selama sembilan bulan 2011, tergolong rendah. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pengentasan kemiskinan ditargetkan satu persen selama satu tahun.

Bahkan, terkait aktivitas pengentasan kemiskinan itu, pemberian gila juga berdatangan. Pemerintah Amerika Serikat menunjukkan pemberian ke Indonesia senilai US$600 juta atau sekitar Rp5,4 triliun. Bantuan itu dikucurkan guna  merancang aktivitas mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.Bantuan itu diserahkan pribadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton kepada Menteri Keuangan Indonesia Agus Martowardojo, November lalu. Hillary Clinton dalam keterangan resminya menyatakan pemberian itu yakni pemberian terbesar pernah diberikan AS, dimana aktivitas ini untuk mengurangi kemiskinan dan merupakan salah satu cara meningkatkan ekonomi. 

Bantuan yang merupakan belahan aktivitas Millenium Challenge Corporation (MCC) itu ada tiga turunan untuk pengembangan proyek pengentasan kemiskinan. 

Pertama, proyek kesejahteraan hijau. Program ini difokuskan disebabkan lantaran lebih banyak didominasi masyarakat miskin Indonesia tinggal di wilayah pedesaan yang kaya sumber daya alam. Namun, ekstraksi yang berlebihan dan pengelolaan yang tidak memadai dari sumber daya alam tersebut mengancam kemampuan Indonesia dalam mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Dana yang digunakan untuk proyek ini sebesar US$332,5 juta.

Kedua, proyek kesehatan dan gizi berbasis masyarakat untuk mengurangi gangguan pertumbuhan. Proyek ini dicanangkan lantaran ketika ini lebih dari sepertiga balita di Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan, yang diukur dari berat tubuh ideal sesuai usia.Akibatnya, angka maut ibu dan bayi sangat tinggi, berkurangnya kecerdasan anak, anak rentan abuh penyakit kekurangan fisik ketika dewasa, dan bermuara pada kerugian ekonomi. Untuk proyek ini digelontorkan dana US$131,5 juta.

Ketiga, proyek modernisasi pengadaan. Proyek ini bertujuan menciptakan pengadaan publik (barang dan jasa) yang efisien dan efektif untuk tata pemerintahan yang baik. Sebab, sistem pengadaan di Indonesia sangat rentan penipuan, penyalahgunaan, serta sanggup menjadikan kerugian dana yang signifikan serta berkurangnya kualitas barang, pekerjaan dan pelayanan publik. Apalagi, sebuah studi terbaru oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2011 menyebut sekitar US$15 miliar berpotensi disalahgunakan lantaran praktik korupsi dan sistem pengadaan yang tidak kompeten. Proyek modernisasi pengadaan ini digelontor senilai US$50 juta.

Selanjutnya, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) juga menunjukkan komplemen pemberian sebesar US$200 juta setara Rp1,8 triliun. Bantuan untuk Indonesia itu guna membantu pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di sejumlah daerah.Perjanjian pinjaman selama 15 tahun itu yakni tahap kedua dari aktivitas reformasi tata kelola dan keuangan pemerintah daerah. Program ini diperlukan bisa meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan dari pemerintah tempat seiring upaya desentralisasi pemerintah

Senior Public Management Specialist ADB, Juan Luis Gomez, dalam keterangan tertulis pada Oktober tahun  lalu, semenjak 2011, pemerintah pusat telah melimpahkan fungsi pengaturan belanja dan pendapatan ke pemerintah tempat yang sekarang bertanggung jawab dalam pemenuhan pelayanan fundamental bagi masyarakat Program penguatan tata kelola pemerintah tempat diperlukan bisa menciptakan penggunaan dana akan lebih efektif. Selain itu, penyediaan layanan yang lebih efisien diperlukan bisa meningkatkan standar hidup masyarakat serta mengurangi kemiskinan.Pada aktivitas tahap kedua itu, sedikitnya akan ada enam aktivitas yang dijalankan. Termasuk di dalamnya, penguatan tata kelola keuangan pemerintah daerah, memperbaiki manajemen pelayanan masyarakat, serta penciptaan pendapatan daerah.


Pengelolaan dana puluhan triliun untuk aktivitas pengentasan kemiskinan memang tidak mudah. Pemerintah harus mencari cara yang efektif semoga dana tersebut sempurna sasaran. Lalu bagaimana solusinya? Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, dibutuhkan tugas aktif pemerintah tempat dalam mempercepat aktivitas pengentasan kemiskinan itu, dan ini juga banyak ditentukan oleh leadership dan inisiatif daerah. Peran aktif yang dimaksud yakni pembuatan kebijakan pro rakyat, bekerja sama dengan akademisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Mereka akan mencari dan mengimplementasikan solusi pengentasan kemiskinan, contohnya aktivitas pro poor planning and budgeting.

Kementerian PPN mencatat beberapa tempat yang sukses melakukan pengentasan kemiskinan di atas rata-rata nasional 5,26 persen. Daerah tersebut antara lain Gorontalo 10,38 persen dan Maluku 10,03 persen.

Selain itu, Wapres Boediono pernah mengatakan, upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia bisa dilakukan dengan banyak sekali cara. Salah satunya yaitu dengan cara untuk meningkatkan pendapatan, pendidikan, ataupun kesehatan.

Pemerintahan SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono)-Boediono menargetkan penurunan angka kemiskinan menjadi 8-10 persen pada 2014. Boediono mengakui, upaya pengentasan kemiskinan tidak semudah yang diperkirakan.

Alasannya, banyak faktor yang tidak bisa dikendalikan dalam upaya mengurangi jumlah masyarakat miskin. Selama ini, pemerintah menciptakan aktivitas pengentasan kemiskinan berdasarkan empat kluster.

Empat kluster itu yakni rumah tangga dan individu, pemberdayaan masyarakat, perjuangan mikro, dan analisis spasial. Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM itu juga menambahkan, aktivitas pengentasan kemiskinan itu diperlukan bisa terasa keuntungannya dan tidak berjalan sendiri-sendiri.



sumber : vivanews