Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Pendampingan Secara Konseptual. Pemberdayaan Masyarakat mempunyai definisi yang bermacam-macam namun mempunyai keterkaitan satu sama lain. Namun yang mempunyai kaitan dekat terhadap taktik pendampingan sosial ialah berdasarkan Ife ((1995:182).
  “Providing people with the resources, opportunities, knowledge and  skills to increase their capacity to determine their own future, and to  participate in and affect the life of their community”.  
  (Menyiapkan kepada masyarakat berupa sumber daya, kesempatan,  pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di  dalam menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi dan  menghipnotis kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri).
  Salah satu  taktik yang tidak umum digunakan dalam proses pemberdayaan masyarakat  ialah pendampingan. Menurut Sumodiningrat (2009:106), pendampingan  merupakan acara yang diyakini bisa mendorong terjadinya pemberdayaan  fakir miskin secara optimal. Perlunya pendampingan dilatarbelakangi  oleh adanya kesenjangan pemahaman diantara pihak yang memperlihatkan dukungan  dengan target akseptor bantuan. Kesenjangan sanggup disebabkan oleh  banyak sekali perbedaan dan keterbatasan kondisi sosial, budaya dan ekonomi.  Dalam melaksanakan tugasnya, para pendamping memposisikan dirinya  sebagai perencana, pembimbing, pemberi informasi, motivator, penghubung,  fasilitator, dan sekaligus evaluator. Kegiatan pemberdayaan sanggup dilakukan melalui  pendampingan sosial. terdapat 5 (lima) acara penting yang sanggup  dilakukan dalam melaksanakan pendampingan sosial, yaitu:
  1. Motivasi
  Masyarakat khususnya keluarga miskin perlu didorong untuk membentuk  kelompok untuk mempermudah dalam hal pengorganisasian dan melaksanakan  acara pengembangan masyarakat. Kemudian memotivasi mereka semoga sanggup  terlibat dalam acara pemberdayaan yang nantinya sanggup meningkatkan  pendapatan mereka dengan memakai kemampuan dan sumber daya yang  mereka miliki.
  2. Peningkatan Kesadaran dan training kemampuan
   Membantu masyarakat miskin untuk membuat sumber  penghidupan mereka sendiri dan membantu meningkatkan keterampilan dan  keahlian mereka sendiri melalui  pendidikan dasar, pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi, sedangkan untuk  persoalan keterampilan bisa dikembangkan melalui cara-cara partisipatif. Sementara pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat melalui pengalaman  mereka sanggup dikombinasikan dengan pengetahuan yang dari luar.
  3. Manajemen diri
  Pada  tahap awal, pendamping membantu mereka untuk membuatkan sebuah  sistem. Kemudian memperlihatkan wewenang kepada mereka untuk melaksanakan  dan mengatur sistem tersebut, dimana setiap kelompok harus bisa menentukan atau mempunyai pemimpin yang  nantinya sanggup mengatur acara mereka sendiri menyerupai melaksanakan  pertemuan-pertemuan atau melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
  4. Mobilisasi sumber
  Pengembangan sistem penghimpunan, pengalokasian, dan  penggunaan sumber-sumber ini perlu dilakukan secara cermat sehingga  semua anggota masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan hal ini sanggup  menjamin kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan. Ini didasari oleh pandangan bahwa setiap orang mempunyai sumber daya  yang sanggup diberikan dan kalau sumber-sumber ini dihimpun, maka nantinya  akan sanggup meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara  substansial.
  5. Pembangunan dan pengembangan jaringan
  Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai  dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan  mempertahankan jaringan dengan banyak sekali sistem sosial disekitarnya.  Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan membuatkan banyak sekali  jalan masuk terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan  masyarakat miskin.
  Upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat berdasarkan konsep ini ialah  dengan meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat khususnya  masyarakat miskin. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat ini  disebut juga dengan penguatan kapasitas (capacity building),  yaitu suatu proses meningkatkan atau merubah teladan sikap individu,  organisasi, dan sistem yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan yang  dibutuhkan secara efektif dan efisien. Sehingga masyarakat sanggup memahami dan mengoptimalkan potensi yang mereka  miliki untuk mencapai tujuan pemberdayaan, yaitu kesejahteraan hidup  masyarakat.  Jadi, taktik pendampingan sangat efektif dan  efisien dalam proses pemberdayaan masyarakat, lantaran dengan adanya  pendampingan maka kapasitas masyarakat sanggup dikembangkan atau  diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehingga pada  karenanya sanggup meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan secara  tidak pribadi sanggup membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat  kemiskinan. 
 
 
 
(sumber : Erick Azof : Pendampingan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat).
 (sumber : Erick Azof : Pendampingan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat).



