Saturday, July 14, 2012

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Taktik Secara Konseptual

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Secara Konseptual
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Pendampingan Secara Konseptual. Pemberdayaan Masyarakat mempunyai definisi yang bermacam-macam namun mempunyai keterkaitan satu sama lain. Namun yang mempunyai kaitan dekat terhadap taktik pendampingan sosial ialah berdasarkan Ife ((1995:182).

“Providing people with the resources, opportunities, knowledge and skills to increase their capacity to determine their own future, and to participate in and affect the life of their community”.  
(Menyiapkan kepada masyarakat berupa sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi dan menghipnotis kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri).


Salah satu taktik yang tidak umum digunakan dalam proses pemberdayaan masyarakat ialah pendampingan. Menurut Sumodiningrat (2009:106), pendampingan merupakan acara yang diyakini bisa mendorong terjadinya pemberdayaan fakir miskin secara optimal. Perlunya pendampingan dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan pemahaman diantara pihak yang memperlihatkan dukungan dengan target akseptor bantuan. Kesenjangan sanggup disebabkan oleh banyak sekali perbedaan dan keterbatasan kondisi sosial, budaya dan ekonomi. Dalam melaksanakan tugasnya, para pendamping memposisikan dirinya sebagai perencana, pembimbing, pemberi informasi, motivator, penghubung, fasilitator, dan sekaligus evaluator. Kegiatan pemberdayaan sanggup dilakukan melalui pendampingan sosial. terdapat 5 (lima) acara penting yang sanggup dilakukan dalam melaksanakan pendampingan sosial, yaitu:

1. Motivasi
Masyarakat khususnya keluarga miskin perlu didorong untuk membentuk kelompok untuk mempermudah dalam hal pengorganisasian dan melaksanakan acara pengembangan masyarakat. Kemudian memotivasi mereka semoga sanggup terlibat dalam acara pemberdayaan yang nantinya sanggup meningkatkan pendapatan mereka dengan memakai kemampuan dan sumber daya yang mereka miliki.

2. Peningkatan Kesadaran dan training kemampuan
 Membantu masyarakat miskin untuk membuat sumber penghidupan mereka sendiri dan membantu meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka sendiri melalui pendidikan dasar, pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi, sedangkan untuk persoalan keterampilan bisa dikembangkan melalui cara-cara partisipatif. Sementara pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat melalui pengalaman mereka sanggup dikombinasikan dengan pengetahuan yang dari luar.

3. Manajemen diri
Pada tahap awal, pendamping membantu mereka untuk membuatkan sebuah sistem. Kemudian memperlihatkan wewenang kepada mereka untuk melaksanakan dan mengatur sistem tersebut, dimana setiap kelompok harus bisa menentukan atau mempunyai pemimpin yang nantinya sanggup mengatur acara mereka sendiri menyerupai melaksanakan pertemuan-pertemuan atau melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

4. Mobilisasi sumber
Pengembangan sistem penghimpunan, pengalokasian, dan penggunaan sumber-sumber ini perlu dilakukan secara cermat sehingga semua anggota masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan hal ini sanggup menjamin kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan. Ini didasari oleh pandangan bahwa setiap orang mempunyai sumber daya yang sanggup diberikan dan kalau sumber-sumber ini dihimpun, maka nantinya akan sanggup meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara substansial.

5. Pembangunan dan pengembangan jaringan
Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan dengan banyak sekali sistem sosial disekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan membuatkan banyak sekali jalan masuk terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.

Upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat berdasarkan konsep ini ialah dengan meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat khususnya masyarakat miskin. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat ini disebut juga dengan penguatan kapasitas (capacity building), yaitu suatu proses meningkatkan atau merubah teladan sikap individu, organisasi, dan sistem yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. Sehingga masyarakat sanggup memahami dan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki untuk mencapai tujuan pemberdayaan, yaitu kesejahteraan hidup masyarakat.  Jadi, taktik pendampingan sangat efektif dan efisien dalam proses pemberdayaan masyarakat, lantaran dengan adanya pendampingan maka kapasitas masyarakat sanggup dikembangkan atau diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehingga pada karenanya sanggup meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan secara tidak pribadi sanggup membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan. 



(sumber : Erick Azof : Pendampingan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat).

Next

Related


EmoticonEmoticon