Saat Kamu Merubah Dunia
Sebuah dongeng kali ini tentang
Saat Kamu Merubah Dunia
sebuah kisah inspiratif yang insya Allah
bisa menginspirasi sahabat-sahabat semua
agar lebih bijaksana dalam menyikapi
setiap problematika kehidupan.
Seorang lelaki yang gres menikah
tinggal menumpang di rumah mertuanya.
Beberapa dikala tinggal bersamanya,
akhirnya ia demikian kesal
dengan ibu mertuanya
yang menurutnya sangat brengsek,
cerewet, bawel, bossy,
dan arogan sekali.
Setelah dua tahun, baginya
cukup sudah penderitaan itu.
Ia tetapkan untuk mengakhiri
dengan berencana membunuh ibu mertuanya.
Setelah memutar otak,
ia pergi mendatangi Seorang Paktua
yang paling sakti di daerahnya.
Usai bercerita dengan penuh kegeraman,
Pak Tua pun tersenyum dan mengangguk-angguk.
Diberinya sebotol cairan yang menurut
petunjuk Paktua ialah racun
yang sangat mematikan.
Syaratnya harus diberikan sedikit
demi sedikit selama 2 bulan,
dan dalam memperlihatkan ia diharuskan
bersikap manis, berkata lebih sopan,
serta selalu tersenyum.
Hal ini untuk menciptakan si mertua
supaya tidak mencurigainya.
Dengan penuh kesabaran,
hari demi hari ia mulai
meracuni si mertua,
tentunya dengan sikap manis,
tutur kata yang lebih santun
serta senyum yang tidak lepas
dari mulutnya.
Perlahan namun niscaya ia mulai
melihat perubahan pada mertuanya.
Ada satu hal yang membuatnya bingung,
setelah satu bulan ia meracuni mertuanya,
kelakuan mertua ini justru berubah
menjadi demikian baik padanya.
Sikapnya berubah 180 derajat dari sebelumnya,
ia mulai menyapa lebih dahulu setiap kali ketemu.
Pikirnya, ini niscaya jawaban awal dari racun itu,
yakni adanya perubahan sikap sebelum kesannya meninggal.
Mendekati hari ke-40 sikap mertua
semakin baik dan korelasi dengannya
semakin manis, ia mulai membuatkan
minum teh di pagi hari,
menyediakan pisang goreng dan seterusnya.
Sebuah sikap mertua yang dulu tidak pernah
ia bayangkan akan terjadi.
Puncaknya pada hari ke-50 mertua
memasakkan masakan yang paling ia sukai,
bahkan di pagi harinya ia terkejut
saat mendapati bajunya sudah dicuci
bahkan diseterika oleh si mertua.
Tak ayal lagi, hati kecilnya mulai memberontak.
Muncullah rasa bersalah yang makin hari
makin menguat. Pada hari ke-55,
sudah tak terbendunglagi penyesalan itu,
karena melihat perubahan si Ibu mertua
yang menjadi sedemikian sayang padanya.
Akhirnya pergilah ia ke Paktua itu lagi,
dengan terbata-bata penuh penyesalan
dan rasa berdosa ia memohon-mohon
untuk dibuatkan penangkal racun
yang pernah diberikan padanya.
Dengan senyum bijaksana paktua itu berkata
“Cairan yang kuberikan padamu dulu itu bukanlah racun,
namun air biasa yang kuberi warna saja.
Sikap mertuamu yang bermetamorfosis sayang padamu,
disebabkan lantaran Sikap dirimu yang terlebih dahulu
berubah menjadi lebih ramah, lebih santun dan selalu
tersenyum padanya.
Sikap buruk/penolakan orang lain,
hanyalah sebagai akibat/reaksi
atas sikap jelek kita padanya.
kalau mau mengubah orang lain,
kitalah yang berubah dahulu.
Sahabat..
Saat kau ingin merubah dunia
alangkah baiknya jikalau lebih
dahulu membaca kutipan hikmah
dibawah ini,
" Ketika saya muda,
aku ingin mengubah seluruh dunia.
Lalu saya sadari, betapa sulit
mengubah seluruh dunia ini.
Maka saya putuskan untuk mengubah
negaraku saja.
Ketika saya sadari bahwa aku
tidak sanggup mengubah negaraku,
aku mulai berusaha mengubah kotaku.
Ketika saya semakin tua,
aku sadari tidak gampang mengubah kotaku.
Maka saya mulai mengubah keluargaku.
Kini saya semakin renta,
aku pun tak sanggup mengubah keluargaku.
Ternyata saya sadari bahwa satu-satunya
yang sanggup saya ubah ialah diriku sendiri.
Tiba-tiba saya tersadarkan bahwa bila saja
aku sanggup mengubah diriku semenjak dahulu,
aku niscaya sanggup mengubah keluargaku
dan kotaku.
Pada kesannya saya akan mengubah negaraku
dan saya pun sanggup mengubah seluruh dunia ini".
Semoga Allah SWT senantiasa memberi kita
hati yang lembut yang sabar menanti setiap
proses dalam kehidupan ini.
EmoticonEmoticon