Database Menjadi Faktor Kelemahan Industri Kreatif khususnya di Indonesia.Tahun ini, pemerintah gres akan menggarap penyusunan data base untuk sejumlah bidang yang diprioritaskan, menyerupai kuliner, fesyen, dan film.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Gde Pitana di aktivitas Asia Tourism Forum (ATF) 2012 di Gedung Merdeka, Bandung, 8-10 Mei 2012.
Pada aktivitas yang diikuti oleh 16 negara selama tiga hari tersebut dikemukakan bahwa cara untuk melaksanakan penyusunan basis data bukan problem mudah. Kendati sudah dikelompokkan menjadi 15 subsektor, definisi industri kreatif akan terus berkembang, termasuk mengenai siapa saja yang masuk ke dalam kriteria. Maka akan sulit mengetahui, contohnya jumlah serapan tenaga kerja industri yang tergolong gres ini.
 Momen yang menghadirkan sejumlah pembicara kunci di antaranya Wakil Menteri  Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti, serta  pembicara dari luar negeri menyerupai Kaye Chon dan Haiyan Song dari  Hongkong, Abdul Kadir Haji Din dari Malaysia, dan Geo ffWall dari  Canada merupakan salah satu aktivitas yang membahas eksistensi dan peranan industri kreatif dalam mendorong naiknya tingkat ekonomi khususnya ekonomi kreatif dan ekonomi warga kurang mampu. Oleh sebab itu, direncanakan penyelesaian data base tersebut akan dilakukan secara sedikit demi sedikit dengan tetapkan tahun 2012 sebagai roadmap dengan penyelesaian dua atau tiga sektor, yang kemungkinan akan melibatkan aspek-aspek pemberdayaan masyarakat.
 
  Sektor yang akan didahulukan untuk penyusunan data base (seperti dikutip dari artikel pada Pikiran Rakyat ONLINE) diantaranya kuliner, fesyen, dan film. Sejumlah pertimbangan  menjadi landasan pemilihan sektor tersebut sebagai prioritas, mulai dari  kondisi nyata masing-masing sektor, hingga potensi pertumbuhan.
 
 
  Pada sektor fesyen yang selama ini menjadi salah satu tujuan  kunjungan wisatawan, pelaku industri kreatif telah mengatakan kemampuan  dengan terus berkembangnya distribution outlet (distro) dengan nilai ekonomi yang besar.
 Kemudian sektor masakan atau kuliner khas juga dinilai terus tumbuh dan akan tetap potensial. Bahkan pamor sejumlah produk masakan Indonesia sudah menembus dunia internasional. Proyeksi serupa juga berlaku untuk dunia perfilman.
 Secara teknis, penyusunan basis data ini akan dikoordinasikan dengan  pemerintah provinsi dan kabupaten, sebab kini banyak kewenangan  yang ada di propinsi dan kabupaten, dan pihak sentra hanya akan melaksanakan fasilitasi dan  regulasi.
 
  Di sisi lain, permodalan juga kerap menjadi hambatan  pertumbuhan industri kreatif. Pelaku industri kreatif kerap kesulitan  mengakses perbankan sebab aksara yang tidak bankable. Oleh sebab itu akan diusahakan untuk melaksanakan fasilitasi serta rumusan strategis perihal cara meningkatkan pengelolaan usaha kecil semoga pekerja kreatif bisa menerima  kepercayaan dari bank untuk memperoleh dukungan modal, dimana penjaminnya  yakni pemerintah atau forum tertentu yang bisa menaungi industri  kreatif.

EmoticonEmoticon