Pada kali ini sipolos akan membagikan dongeng yang berjudul kita akan menjadi apa yang kita percayai, sebelum masuk kecerita sipolos ingin menanyakan sesuatu kepada seluruh pengunjung sipolos.com yang membaca artikel ini. yang ingin saya tanyakan ialah “Anda ingin menjadi apa?”. Untuk seluruh sahabat sahabat pembaca, yang ingin membuatkan isu wacana cita cita atau keingin Anda, bisa kalian share di halaman komentar pada post ini.
Sekarang mari kita masuk ke pokok cerita. Pada suatu hari, ada sebuah sarang elang yang berada di lereng bukit, pada sarang tersebut terdapat 5 butir telur elang yang sedang di erami oleh induknya. Akan tetapi pada suatu hari telah terjadi gempa kecil yang terjadi di lereng bukit tersebut, hal tersebut menyebabkan 1 butir telur atau salah satu butir telur tersebut terpental dari sarangnya dan terjatuh menggelinding ke bawah. Telur tersebut cukup besar lengan berkuasa sehingga tidak pecah ketika menggelinding kebawah, Beruntungnya ketika bergelinding kebawah, telur tersebut justru masuk kedalam sebuah kandang ayam. Didalam kandang tersebut terdapat seekor ayam betina yang sedang mengerami telur telurnya. Melihat ada sebutir telur didekatnya ayam betina itu justru berfikir kalau telur itu yaitu salah satu telur ayam miliknya, sehingga ia memasukkan telur tersebut dan mengeraminya bersamaan dengan telur telur ia yang lainnya.
Beberapa hari kemudian menetaslah satu persatu telur telur yang dikerami oleh induk ayam betina tersebut. Diantara anak anak ayam yang gres saja menetas ada satu ekor yang berbeda diantara anak anak ayam yang lainnya. Satu ekor tersebut ialah seekor anak elang yang telah terpisah dengan dari induknya semasa ia masih sebuah telur dan kemudian ia dikerami oleh ayam betina. Kita ia terlahir di lingkungan keluarga ayam. Lama kemudian Elang kecil itu, tumbuh bersama belum dewasa ayam lainnya. Dan si Elang kecil itupun percaya bahwa ia yaitu seekor anak ayam. Ia juga menyayangi kandang dan induk ayam, namun, ada impian lain di hati kecilnya.
Elang kecil itu, suatu ketika, melihat elang-elang besar yang sedang mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa. Ia kagum sekali dengan kegagahan mereka.
“Andai saya sanggup terbang menyerupai burung burung itu.” – ucapnya sambil menatap langit.
Mendengar ucapan elang itu, anak anak ayam tertawa sambil meledek si elang kecil itu.
“Hahaha.. kau jangan bermimpi untuk bisa terbang menyerupai mereka, Kamu itu seekor ayam, dan ayam tidak akan bisa terbang menyerupai burung burung itu!” – ucap anak ayam.
anak anak ayam tersebut terus menertawakan si elang kecil itu, tapi si elang itu tetap saja menatap ke arah langit memandangi kekaguman burung burung elang yang terbang dengan gagah.
Setiap hari si elang kecil itu terus memandangi dan melihat burung burung elang yang sedang terbang dengan gagahnya, dan ia terus berandai andai untuk bisa terbang tinggi menyerupai burung burung itu, tapi setiap hari juga ia selalu di ejek dengan keluarga ayamnya.
Karena setiap hari ia selalu di ejek oleh anak anak ayam serta di nasehati oleh induk ayam bahwa ia hanya seekor ayam yang mustahil bisa terbang menciptakan si anak elang kecil tersebut menjadi pesimis akan mimpinya tersebut. Dengan banyaknya olok-olokan dan nasihat yang sering ia dengarkan menciptakan si elang tersebut menghentikan dan melupakan mimpinya dan hidup menyerupai layaknya ayam biasa. Setelah sekian usang ia hidup menderita menjadi seekor ayam balasannya usang kelamaan elang kecil tersebut mati.
Jangan Menyerah Untuk Menjadi Apa Yang Kita Percayai
Cerita diatas hanyalah sebuah dongeng fiktif, dari dongeng tersebut setidaknya ada beberapa hal yang sanggup kita pelajari dan ambil hikmahnya untuk kehidupan kita wacana pentingnya mempunyai mimpi dan jangan mengalah serta terus berusaha untuk mempercayai bahwa mimpi kita akan sanggup terkabul jikalau kita berusaha untuk berjuang menggapai mimpi kita. Dari dongeng diatas juga kita sanggup melihat, Andai saja jikalau elang kecil itu mempercayai apa yang ia impikan tersebut (bisa terbang tinggi), tentu saja ia akan bisa mewujudkan mimpinya dan terbang tinggi menyerupai keluarga orisinil dia. Tapi ia tidak berani untuk mempercayai bahwa ia bisa untuk mewujudkan mimpinya hanya alasannya yaitu mendengar olok-olokan dari keluarga ayamnya.
Memang kita tidak sanggup menentukan siapa yang melahirkan kita, dan hidup dikeluarga apa ketika kita gres lahir. tapi yang harus kita percayai bahwa, ketika kita dilahirkan di dunia ini, kita terlahir dalam keadaan sama dengan bayi lainnya. Ketika orang lain bisa menjadi sesuatu yang mereka impikan tentunya kita juga sanggup mewujudkan mimpi kita juga. Terkadang memang pada ketika kita mempunyai mimpi dan ingin berusaha mewujudkan mimpi kita, selalu saja ada orang yang meremehkan mimpi kita dan berfikir bahwa kita tidak akan bisa mewujukan mimpi kita.
Jangan menjadi elang kecil itu yang takut mewujudkan mimpinya hanya alasannya yaitu menerima olok-olokan dari orang lain. Selama mimpimu itu tidak mengganggu dan merugikan orang lain, jangan pernah takut untuk gagal. Selalu ada pro dan kontra dalam setiap tindakan. Tapi dengan keyakinan yang kita miliki dan kerja keras, apapun mimpi kita niscaya akan terkabulkan.
Kita akan menjadi apa yang kita percayai dan kita impikan jikalau kita mau berusaha dan berkerja keras untuk mewujukan mimpi itu. Jangan takut gagal jangan takut akan hinaan orang lain, selama itu tidak merugikan orang lain, lakukanlah dan gapai lah mimpi yang kita percayai bahwa kita bisa melakukannya, alasannya yaitu mimpi yang sanggup terwujud ialah mimpi yang kita yakini bahwa kita sanggup mewujudkannya.
EmoticonEmoticon