Monday, October 22, 2018

Tokoh Jagoan Pada Pertempuran 10 November 1945 Di Surabaya

Pertempuran 10 November di Surabaya | libcom.org

Bangsa Indonesia selalu merayakan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap para pendekar yang rela berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI saat terjadi pertempuran jago antara pihak Indonesia dan Sekutu di Surabaya.

Salah satu tokoh yang sangat populer pada kejadian ini ialah Soetomo atau lebih dikenal dengan Bung Tomo. Lewat pidatonya, ia bisa mengkremasi semangat seluruh rakyat Surabaya untuk melawan tentara sekutu.

Sepuluh November sendiri dipilih menurut kejadian pertempuran tersebut. Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Bangsa Indonesia sesudah memproklamasikan kemerdekaan.

Daftar Isi

Tokoh Pahlawan dibalik Pertempuran 10 November di Surabaya

Sebagai bentuk apresiasi, mari kita ingat kembali siapa saja sosok pendekar nasional yang berperan penting dalam pemberontakan bersenjata 10 November di Surabaya.

1. Bung Tomo

Soetomo (Bung Tomo) | merdeka

Bung Tomo atau Sutomo merupakan seorang jurnalis yang tidak bisa dilepaskan dari Pertempuran jago di Surabaya. Profesinya sebagai jurnalis, menyebabkan media elektronik berupa radio sebagai alat perjuangannya.

Suara lantangnya bisa mengkremasi semangat para pejuang. Kekuatan dan efek Bung Tomo yaitu pada orasinya. Orasinya yang berapi-api bisa meyakinkan pejuang Pertempuran Surabaya untuk melawan pihak sekutu dan mengabaikan ultimatum yang dijatuhkan oleh pihak Belanda.

Hingga sekarang rekaman orasi Bung Tomo masih bisa kita dengarkan dalam video-video sejarah yang menceritakan kembali bagaimana beratnya medan perang Pertempuran Surabaya. Salah satu petikan dari isi pidato yang tidak bisa dilupakan dan akan terus hidup yaitu "Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!"

2. HR Mohammad Mangoendiprodjo

HR Mohammad Mangoendiprodjo | saibumi

Selain Bung Tomo, ada beberapa lagi tokoh sejarah yang mempunyai tugas penting dalam kemenangan bangsa Indonesia dalam Pertempuran Surabaya. Salah satu diantaranya yaitu HR. Mohammad Mangoendiprodjo.

Pria asal Sragen, Jawa Tengah ini memang sangat aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia khususnya di tempat Jawa Timur. HR Mohammad Mangoendiprodjo merupakan anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bermetamorfosis Tentara Keamanan Rakyat atau (TKR), beliau mempunyai andil pada proses pengambilan senjata dari tentara Jepang.

Senjata yang diambil, dipakai untuk mempersenjatai para pejuang Indonesia dalam melawan sekutu. Saat pertempuran Surabaya, ia melaksanakan perundingan dengan pihak sekutu, yakni Brigadir Mallaby dalam hal gencatan senjata. Perjuangannya, membawa bahkan membawanya disekap oleh pihak sekutu.

3. Mayir Jendral Sungkono

Mayjend Sungkono | jawapos

Mayir Jendral Sungkono merupakan Pangliman Angkatan Perang Surabaya. Beliau mempunyai andil yang besar dalam perang habis habisan yang terjadi selama dua puluh hari. Tidak hanya memimpin pertempuran, ia juga dianggap bisa menyulut semangat para pejuang dengan pidatonya.

Isi pidatonya pada 9 November yang menyatakan kesediaannya untuk berjuang untuk Surabaya, meskipun seorang diri justru menciptakan perjaka Surabaya makin siap dalam berperang untuk melawan Inggis dan Belanda. Betul saja, kegigihan Mayir Jendral Sungkono dan pasukan bisa menciptakan pihak lawan kewalahan.

Hal tersebut membuktikkan pada dunia internasional bahwa Mayir Jendral Sungkono dan pejuang Pertempuran Surabaya patut dihormati atas kegigihan melawan pasukan rival yang telah bermodalkan senjata mumpuni dan rencana yang matang. Sebagai bentuk apresiasi, Kota Surabaya menamakan salah satu jalan di wilayahnya dengan nama Jalan Mayjen Sungkono.

4. drg. Meostopo

drg. Moestopo | wikipedia

drg. Meostopo merupakan atasan pribadi dari HR Mohammad Mangoendiprodjo. Ialah yang membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Ia mengangkat dirinya sebagai Menteri Pertahanan At Interim, atas keputusannya tersebut beliau bisa melucuti senjata miliki tentara Jepang dan merebut wilayah kekuasaan militer Jepang.

Senjata senjata yang diambil dari pihak Jepang, kesudahannya menjadi modal perlawananan pejuang Pertempuran Surabaya. drg. Meostopo merupakan tokoh sejarah yang secara tegas menolak Inggris mendarat di Surabaya. drg. Meostopo juga ikut membangun basis pertahanan Pertempuran Surabaya dengan menyiapkan basis gerilya di Mojokerto.

Sumber https://www.idntimes.com/life/inspiration/riska-hariyadi/sosok-penting-pertempuran-surabaya-c1c2

Next

Related


EmoticonEmoticon