Benarkah PNPM Mandiri Tidak Efektif Menekan Angka Kemiskinan ? Berita dari Jakarta, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dimulai  semenjak 2007 diduga belum bisa menaggulangi dilema kemiskinan di  Indonesia.
  Gerakan Anti Pemiskinan Rakyat Indonesia (GAPRI) menilai bahwa  pelaksaan kurang menyentuh substansi penaggulangan kemiskinan dan  pentingnya keterlibatan masyarakat miskin. Sejauh ini, dominasi elit  lokal menciptakan keterlibatan masyarakat miskin menjadi lemah.
  “Informasi hanya dipegang oleh kelompok tertentu, sehingga masyarakat  tidak banyak terlibat langsung. Sejauh ini, penyebab kemiskinan yang  diidentifikasi oleh PNPM hanya dijawab dengan 70% pembangunan  infrastruktur bagi masyarakat desa,” ujar Juru Bicara GAPRI Abdul Ghofur  dalam Seminar Nasional PNPM Mandiri: Antara Retorika dan Realita, di  Jakarta, Rabu (4/7/2012).
  Abdul menyampaikan bahwa banyak proyek tidak menurut pada kebutuhan  masyarakat miskin, melaikan motif politis dari beberapa elit.  Permasalahan kebutuhan lahan bagi petani, katanya, dijawab dengan  pembangunan jalan. Pembangunan tersebut, tidak menjawab permasalah.
  Terlebih lagi, sambungnya, keberadaan PNPM belum bisa meningkatkan  kapabilitas masyarakat miskin, alasannya ialah keterlibatan dalam aktivitas lebih  banyak dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pengaruh, sementara  masyarakat miskin masih dinilai tidak mampu.
  Menurutnya, perlu dilakukan audit sosial yang bisa mengevaluasi  relevansi sosial terkait target dan dampak sosial terhadap aktivitas  tersebut. Abdul menegaskan bahwa PNPM ini bekerjsama bukanlah proyek  penanggulangan kemiskinan, melainkan sejenis aktivitas pembangunan  infrastruktur perdesaan dan perkotaan.
  Pembangunan infrastruktur tersebut, diakui oleh Ketua Pokja Kebijakan  Monitoring dan Evaluasi Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan  Elan Sartiawan merupakan belahan dari aktivitas PNPM.
  Ia menjelaskan bahwa infrastruktur dasar (jalan, jembatan, sistem air  bersih, MCK, puskesmas, rumah, dll) merupakan hal yang harus  diselesaikan untuk mengatasi dilema ketidakmerataan yang terjadi. 
 
 
 
(sumber : Bisnis Indonesia )
(sumber : Bisnis Indonesia )

EmoticonEmoticon