Pemberdayaan dan Indeks Pembangunan Manusia di Bengkulu mempunyai keterkaitan tertentu. Indeks Pembangunan Manusia atau lebih sering disingkat dengan IPM merupakan pengukuran perbandingan cita-cita hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia termasuk Indonesia, yang mana pengukurannya dilakukan oleh UNDP.
IPM atau Human Development Indeks sendiri dibentuk dan dikembangkan oleh Amartya Sen (pemenang Nobel asal India) dan Mahbub ul Haq (Ekonom Pakistan) dibantu Gustav Ranis (Yale University) dan Lord Meghnad Desai (London School of Economics) pada tahun 1990. Sejak itu IPM dipakai untuk mengukur perkembangan pembangunan sebuah negara dalam bentuk laporan tahunan IPM.
IPM dipakai untuk memilih kategori sebuah negara maju, berkembang atau terbelakang. Selain itu juga untuk melihat imbas kebijakan ekonomi sebuah negara terhadap kualitas rakyatnya.
Pemberdayaan Masyarakat dan Indeks Pembangunan Masyarakat Terkini menurut data dari UNDP (dikutip dari TNP2K) mempunyai adanya hubungan tertentu, dan dari statistik UNDP tersebut yang ditampilkan bahwa IPM Indonesia mengalami peningkatan antara 2010 - 2011, IPM Indonesia naik satu peringkat dari urutan 125 menjadi urutan 124. IPM Indonesia meningkat dari 0,423 (1980) menjadi 0,617 (2011). Dibandingkan dengan kelompok negara-negara yang setara, pencapaian IPM Indonesia kurang lebih sama. Bahkan dibandingkan dengan beberapa negara Asia Timur, laju pertumbuhan IPM Indonesia hanya kalah dibandingkan dengan Cina.
Namun peringkat IPM secara nasional tidak secara otomatis menjadi pola bagi peringkat IPM daerah. Hal ini disebabkan oleh potensi yang berbeda dari setiap tempat yang ada di Indonesia. Berikut yaitu tabel IPM Nasional Dan Propinsi dari Badan Pusat Statistik.
( sumber tabel : Badan Pusat Statistik)
Berikut yaitu Tabel IPM Daerah Di Propinsi Bengkulu (sumber BPS Propinsi Bengkulu berdasarkan Analisis IPM BPS-RI).
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat perbedaan atau disparitas nilai IPM antar daerah, dimana Kota Bengkulu menduduki urutan pertama dan Seluma urutan terakhir. Ini menunjukkan bahwa kualitas manusia di Bengkulu ditinjau dari indikator yang dimaksud masih rendah dan belum merata, meskipun secara nasional IPM Bengkulu hampir sama dengan daerah lain yang lebih maju.
EmoticonEmoticon