Monday, May 21, 2018

Bisnis Tanpa Modal? Gadis Asal Bandung Ini Membuktikannya! Omzetnya Hingga Puluhan Juta Dan Merajalela Keluar Negeri

Bisnis tanpa modal


Bisnis tanpa modal, bagi kebanyakan orang itu adalah hal yang mustahil. Karena di jaman yang sekarang, semuanya hampir membutuhkan uang, begitupun sebuah usaha ataupun bisnis.

Tanpa adanya modal, tentu saja itu tidak akan terealisasi.

Tapi sayangnya, seorang wanita asal Bandung ini, Youlanda Nurul Iyazha, membuktikan bahwa teori tersebut salah besar!

Pasalnya dirinya telah sukses berkat bisnisnya tersebut yang 'tanpa modal'. 

Dirinya hanya memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumahnya.
Awalnya ia hanya berniat membuat nuansa baru pada pakaian-pakaian yang dikenakannya.

Ia pun kemudian mulai bereksperimen menggunakan cat dan pakaian bekas yang ada di lemarinya. 


Tanpa di sangka, ternyata kreasinya itu berhasil menarik perhatian teman-temannya, dan teman-temannya pun ingin memiliki baju yang sudah di modifikasi olehnya.

Iyung (panggilan akrabnya) pun memulai bisnisnya itu pada usia muda, 19 tahun.

Dan atas permintaan teman-temannya itulah, Iyung mulai serius bereksperimen menciptakan karakter pakaian dengan konsep lukis abstrak, di tahun 2012. 

"Awal itu malah nggak kepikiran jualan, baju polosan (kaos) kan bosen ya dipakai itu-itu lagi. Jadi kaos sama kupluk yang ada di lemari itu dicoret- coret pakai cat minyak. Tapi jadinya malah bagus, pas dipakai dan anak-anak (teman-teman) lihat mereka pada tertarik dan pelan pelan mulai ada permintaan," jelas dia mengutip detik.com (20/5/2018).

Awal mulai bisnisnya, pemesanan yang ia dapat hanya datang satu sampai dua.
Namun ia tidak menyerah begitu saja.
Di tahun 2013 Ia mulai serius dengan bisnis fashion yang ia buat itu.

Meski begitu, Iyung tidak terlalu memfokuskan bisnis kaos lukis abstrak, karena permintaan kupluk lebih tinggi dibandingkan kaos pada saat itu.


"Awalnya kaos abstrak itu sudah ada tapi pesanannya nggak sebanyak kupluk sama topi. Kebetulan kan Papa bisa jahit dan bordir jadi awalnya dari situ, dari sana terkumpul modal Rp 15 juta, meski sebagian masih ditambahin dari orang tua. Saya mulai bisnis kaos, tas sampai topi yang dilukis abstrak,"  ungkapnya.

Tak puas disitu, bisnisnya tersebut hingga sampai saat ini telah merambah apparel lain seperti jaket, celana dan dress. Berbagai kreasi dan desain abstrak ia gambar secara handmade atau manual.
Masih mengutip detik.com,
Iyung pun mengungkapkan bahwa konsep warna abstrak berupa cipratan dan gradasi warna yang begitu hidup dan unik ini terinspirasi dari Band Indie Rock asal Inggris yaitu Stone and Roses.

Dalam cover albumnya Stone and Roses, tampak latar belakang menggunakan cipratan-cipratan cat yang konsepnya sama dengan warna-warna yang diaplikasi pada pakaian hasil kreasinya. 

"Dari dulu memang suka Stone and Roses, jadi pengin saja gambar konsep itu ke nuansa yang lain. Kalau mereka kan mencolok banget ya sama warna kuning, biru muda. Kalau Youzha cipratannya lebih kalem," kata dia.


Menginjak tahun ke enam bisnisnya saat ini, dan usia Iyung yang sudah 25 tahun, Iyung mengaku bahwa dirinya semakin menikmati bisnis fashion yang dirintisnya ini.

Bagaimana tidak? Saat ini omzet yang ia dapatkan dari baju dan jaket mencapai Rp 30 juta/bulan. 

"Sekarang alhamdulilah Rp 30 juta/ bulan, nyaman bisnis gini sih. Soalnya dari dulu memang nggak pernah betah jadi karyawan, pernah dulu kerja di Bank cuma betah sehari, admin distro cuma dua hari, itu juga cuma buat ambil sistem pembukuan sama pemasaran online buat kembangin bisnis sendiri, karena kan awal itu ngeblank pisan soal pemasaran, dulu cuma bisa lukis aja," kata dia.

Pemasaran Youzha (nama produknya) saat ini sudah sampai Jerman dan Amerika, namun saat ini Perempuan Lulusan SMA 9 Bandung ini hanya akan fokus untuk menggarap pasar dalam negeri. 

Ia mengaku kunci dari kesuksesan dan kelancara usahanya yaitu ia begitu menyukai seni. Berekspresi melalui gambar dan karya yang ia ciptakan dalam setiap karya terbarunya.

"Pokonya lakukan apa yang disukain. Buat sesuatu yang nyata dari apa yang kamu sukai. Jangan terpaksa. Dulu malah keluarga nggak ada yang dukung malah nyaranin kedokteran, akutansi tapi da nggak suka. Dihina karena malah pilih jualan. Tapi saya yakin ini yang terbaik karena kan, kalau kerja di orang itu nggak enak. Tapi kalau usaha sendiri kan bakal lebih banyak waktu sama keluarga," pungkasnya.



Next

Related


EmoticonEmoticon