Opini mengenai Manfaat rmasi sangatlah besar dalam aneka macam aspek kehidupan, termasuk Pilkada. Opini mengenai siapa yang menguasai informasi maka akan menguasai dunia sanggup jadi benar, jikalau ditilik dari seberapa besar kans pasangan kandidat di Pilkada Kota Bengkulu.
Pilkada Kota Bengkulu akan dilaksanakan pada tanggal 19 September 2012 untuk memilih siapa pemimpin Kota Bengkulu selama 5 tahun berikutnya dari tahun 2012-2017. Sebagai informasi, terdapat 11 pasangan kandidat, 3 diantaranya diusung oleh partai politik baik kecil maupun besar, dan selebihnya ialah pasangan independen. Metode sosialisasi dan kampanye dilakukan dengan banyak cara, dan salah satunya ialah melalui promosi di media informasi baik media cetak maupun media elektronik.
Hampir seluruh kandidat melaksanakan promosi di media elektronik yaitu di sebuah televisi lokal pertama yang ada di Bengkulu. Tentunya bukan hal yang aneh jikalau ketika ini media-media menyerupai ini dijadikan sebagai media politik. Hanya yang perlu kita perhatikan dan garis bawahi ialah sejauh apa janji yang dijalankan oleh media cetak dan media elektronik tadi sebagai media umum yang bangun independen tanpa intervensi dari siapapun, kecuali jikalau memang media tadi bangun sebagai sayap atau perpanjangan tangan dari sebuah atau sekolompok orang/lembaga dengan kepentingan-kepentingan tertentu.
Media-media informasi muncul dengan aneka macam latar belakang. Namun yang niscaya latar belakang profit yang seimbang dengan pelayanan terhadap pemberitaan merupakan kunci dari mengapa sebuah media informasi sanggup ada. Perlu diingat juga bahwa media-media informasi mempunyai tugas besar terhadap kondisi tidak tahu menjadi tahu dan tidak paham menjadi paham.
Bila berkaca dengan hal di atas, saya menjadi miris dan prihatin terhadap tayangan-tayangan sebuah televisi lokal pertama di Kota Bengkulu terhadap situasi politik ketika ini. Okelah, saya setuju mengenai apa itu usaha, perusahaan,produk, kemasan, pemasaramn dan pelayanan serta kemitraan. Hal-hal ini merupakan konsep dasar berdirinya sebuah perusahaan. Masalahnya adalah, pasar mereka ialah warga Kota Bengkulu, produk yang dipromosikan ialah produk politik, dan pengemasan dan pemasarannya ialah media televisi tadi.
Saya concern ketika selama lebih dari seminggu ini semenjak masa kampanya kandidat dimulai, televisi yang saya maksud seperti menjadi alat politik dari satu pasangan kandidat. Kenapa saya bilang begitu ? Ya, sebab durasi berlebihan dan bukan dalam tayangan iklan reguler dari televisi tadi. Hampir semua kandidat berkampanye di televisi tersebut dalam segmen iklan, namun pasangan kandidat yang saya maksud berbeda sebab terlalu mendominasi hampir seluruh segmen jadwal di televisi tersebut, siang hingga malam. Saya tidak mempermasalahkan siapa kandidatnya, saya hanya kritis mengenai keberimbangan dari televisi tadi. Harus diingat bahwa azas pemberitaan atau tayangan yang berimbang merupakan salah satu azas jurnalistik, kecuali jikalau media tadi merupakan perpanjangan tangan dari kelompok tertentu (itu hak mereka dong).
Bila berkaca ke situ, maka saya memunculkan pertanyaan, milik siapakah media televisi yang saya maksud ? Bila memang kedatangan beberapa menteri atau artis ibukota menjadi objek pemberitaan dalam kapasitasnya sebagai aparatur negara maka hal yang masuk akal jikalau diliput secara khusus, bahkan live jikalau perlu. Masalahnya adalah, televisi yang saya maksud belum tentu menayangkan dalam jadwal tayangan khusus mengenai kedatangan sejumlah menteri yang pernah tiba ke Bengkulu, bahkan dalam segmen advertorial sekalipun. Namun mengapa pada ketika kondisi politik menyerupai ini kedatangan mereka diliput secara khusus dalam rangkaian kampanye meskipun relay (off-air : tayangan ulang) dan selama beberapa malam menimpa segmen-segmen reguler lainnya, dan kenapa kandidat-kandidat yang lain tidak mempunyai porsi yang sama dengan pasangan yang saya maksud.
Usaha kecil, manfaat barang bekas dan eksistensi KUGERBAS dan realita lainnya di masyarakat saja belum tentu dijadikan sebagai segmen tayangan khusus yang benar-benar rutin. Apakah ini berarti media yang dimaksud mempunyai orientasi profit yang berlebihan ? Bisa jadi benar, sanggup jadi juga motivasi yang lain, namun yang niscaya sebuah media informasi haruslah menjadi pedoman masyarakat umum, dan tidak memunculkan opini-opini sepihak. Peran fungsi media selain sebagai penghubung antar elemen dan antar forum baik horizontal maupun vertikal, sebagai mitra, juga sebagai forum sosial yang mempunyai nilai tawar dan berintegritas. Sebagai corong sosial, maka sudah niscaya mempunyai kedudukan tertentu di tengah masyarakat. Dengan kata lain, media informasi juga mempunyai efek terhadap kondisi sosial politik khususnya di Kota Bengkulu. Keberimbangan pemberitaan dan penayangan informasi menjadi evaluasi terhadap eksistensi dan keberpihakan media tersebut. Maka, jikalau media tadi menjadi media yang berpihak kepada satu corong saja, tentu kita sanggup menilai reputasinya.
Semoga saja keberimbangan pemberitaan dan penayangan informasi ini benar-benar dijalankan, tidak melulu sebab obsesi dan orientasi profit saja. Penekanan-penekanan dalam penyampaian tersebut akan menjadi tolak ukur terhadap keberpihakan.
EmoticonEmoticon